PWMU.CO – Pantun halal bihalal membuka acara ketika sambutan Kepala SD Muhammadiyah 11 Dupak Bangunsari Surabaya Mursiah SAg MPd, Rabu (11/5/22).
Buah melon buah duku
Buah salak disuguhkan tamu
Bulan Ramadhan telah berlalu
Semoga tahun depan masih bertemu
Pantun halal bihalal itu langsung memecahkan suasana acara silaturahim yang diikuti oleh wakil kepala sekolah, guru, karyawan, dan 700-an siswa memenuhi auditorium SD MuhlaS sebutan sekolah ini.
”Kami atas nama sekolah mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana shiyamakum,” ucapnya.
Dia menyampaikan, puasa Ramadhan yang sudah kita laksanakan diharapkan para siswa menjadi generasi yang tangguh karena sudah diuji selama tiga puluh hari berpuasa.
”Tangguh dalam artian selalu siap, tidak lelah dalam belajar, mengukir prestasi sesuai kemampuan masing-masing, semangat untuk selalu berbuat baik dimanapun berada. Apalagi bulan Mei ini seluruh siswa kelas I-VI akan menghadapi evaluasi,” katanya.
Evaluasi itu berupa Ujian Sekolah bagi kelas VI dilanjutkan Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk kelas I-V. Dia meminta siswa tetap semangat dan selalu tersenyum dalam belajar, baik di sekolah maupun di rumah.
Mengakhiri sambutannya Ustadzah Mursiah memberi pantun lagi.
Bunga anggrek bunga melati
Indah mewangi menghiasi rumah Pak Eri
Mungkin ustadzah telah melukai hati
Tolong dimaafkan di hari yang masih fitri.
Lima Ciri Orang Bertakwa
Halal bihalal mulai pukul 08.30 dengan pembacaan ayat al-Quran oleh Abi Muallif siswa kelas V. Juga diisi tausiah oleh Ustadz Irwan MPdI, Waksek Urusan Al Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba).
Dia mengulas surat al-Baqarah ayat 183 tentang perintah berpuasa. Dalam ayat tersebut setelah kita diperintahkan berpuasa Ramadhan supaya menjadi orang yang bertakwa.
Kemudian dia mengulas ciri orang bertakwa berdasarkan surat Ali Imran ayat 133-136. Pertama, menafkahkan sebagian harta.
”Orang yang bertakwa bukan saja mereka yang mengeluarkan zakat sebagai kewajiban atas harta kekayaannya, namun juga mau mengeluarkan sebagian hartanya untuk sedekah,” katanya.
Orang-orang yang kikir, pelit dan bakhil kata dia, bukan termasuk orang-orang yang bertakwa, sebab mereka tidak mau mengeluarkan hartanya untuk zakat maupun sedekah.
Kedua, menahan amarah.
Orang yang bertakwa adalah mereka yang sanggup menguasai diri di kala marah sedang memuncak. Tingkat kesabaran mereka luar biasa, sehingga saat marah masih mengalahkan nafsu amarahnya. ”Jadi bukan termasuk dalam kategori orang bertakwa jika sering emosi dan suka marah, ujarnya.
Ketiga, memberi maaf.
Kesalahan seseorang kepada orang lain merupakan dosa antar sesama. Dosa seperti ini, sambung dia, baru bisa dimaafkan jika orang yang disakiti mau memberikan maaf. Jika tidak, selamanya dosa itu tidak akan terhapus. Bahkan Allah tidak memberikan pengampunan terhadap dosa itu.
Keempat, mengerjakan kebaikan
Orang-orang yang bertakwa itu selalu melakukan kebaikan. Tidak berbuat mungkar yang bisa menimbulkan kekacauan atau menyakiti orang.
Kelima, orang yang menyadari kesalahan, lalu beristigfar, memohon ampun kepada Allah.
”Bukan orang bertakwa, kalau sadar berbuat salah namun tetap melakukan kesalahan itu tanpa ada niat beristigfar memohon ampun kepada Allah dan memperbaiki diri,” ujar Kepala SD Muhlas periode 2009-2017 ini.
Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh guru al-Islam Ustadz Ahwan Hamid MPdI dan bersalaman antara guru dan siswa. (*)
Penulis Muriyono Editor Sugeng Purwanto