Negosiasi
Mendengar sang penjual baru bisa menyajikan jam 09.00, dia mencoba negosiasi, “Waduh, Bu, jam 09.00.acara saya sudah selesai. Kalau lebih pagi bisa? 08.30 bisa ya? Tim saya berangkat ke sana jam 08.00.” Sang penjual pun sepakat.
Maka jam 08.00 pagi, dua timnya berangkat diantar sopir Berlian School Main Rudiono. Saat jam 08.30 kedua timnya belum juga tampak tiba di Berlian School, Umik Fiza kembali deg-degan. “Saya sudah nggak konsentrasi di atas (di Aula Berlian),” ungkapnya.
Beberapa saat kemudian, mendengar tim penjemput bakso spesial itu datang, dia langsung bergegas turun menghampiri dengan perasaan lega. Saat itu, acara di Aula masih berlangsung. Artinya, ada cukup waktu untuk menyiapkan sebelum agenda penutup berupa ramah-tamah dimulai.
Gayung bersambut, giliran beberapa guru yang dag-dig-dug menyajikannya. Umik Fiza kembali dibuat takjub ketika empat ustadzah Berlian School mengenakan apron bermotif bunga langsung sigap menyiapkannya di Kantin Bintang Berlian. Mereka berburu waktu menata menu spesial itu di meja panjang.
Mereka adalah Dwi Martini MPd, Ellies Rahmawati SPd, Riva Faizati SSi, dan Ghaisani Intan Martikasari Fajrin SSi. Keempatnya spontan berbagi tugas. Ada yang menata buah-buahan dan minuman di meja, ada yang membuat pincuk daun pisang, ada pula yang meracik beberapa bahan di mangkuk. Tangan mereka terampil dan cepat menata seluruhnya.
Tepat ketika para guru, Ikwam, dan tamu undangan selesai bersalaman, menu utama nasi urap campur dan menu pendamping bakso itu siap tersaji. Meski sempat bikin deg-degan, semua berlangsung tepat waktu. Begitulah sebagian perjuangan di balik terciptanya suasana kekeluargaan yang akrab. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni