Poin yang yang keempat, lanjut Ghoffar, adalah membuat kegiatan-kegiatan pengembangan asrama mahasiswa PTM dan PTA. Kegiatan-kegiatan, katanya, bisa berupa kompetisi antar pengelola asrama agar terus terjadi inovasi yang dibuat di asrama mahasiswa tersebut. Yang terakhir yaitu melakukan evaluasi untuk selanjutnya dibuat peringkat dan akreditasi asrama mahasiswa,” jelasnya.
Ghoffar yakin, dari Semiloka ini para pengelola asrama mahasiswa dapat lebih memaksimalkan fungsi dari asrama mahasiswa PTM dan PTA. “Asrama tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap saja, namun juga mencetak kader-kader Muhammadiyah dan alumni yang punya kompetensi dan nilai tambah dari disiplin ilmu yang mereka ambil.”
Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menyambut baik hasil putusan Semiloka ini. Menurutnya, Semiloka ini menjadi ajang bagi PTM dan PTA untuk saling berkonsolidasi dan menguatkan barisan untuk melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa. “Ini merupakan momentum penting supaya gaung kita terdengar hingga kemana-mana dan bermanfaat bagi bangsa. Dari Muhammadiyah untuk Bangsa,” ucap Sudarnanto sembari mengutip motto UMM.
Sebelumnya, dalam acara pembukaan (18/3), Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, A. Dahlan Rais MSi, berpesan agar pengelolaan asrama mahasiswa di PTM-PTA harus bisa melahirkan generasi penerus Muhammadiyah yang tangguh. Asrama mahasiswa juga harus dimanfaatkan sebagai pengembangan Islam, dakwah dan tajdid.
“Untuk itu pengembangannya bisa melalui ideologi yang dipegang teguh oleh Muhammadiyah yakni religiusitas, intelektualitas dan humanitas,” paparnya sambil menyebutkan asrama memiliki nilai sangat strategis untuk mendidik kader-kader Persyarikatan.
Baca sambungan di hal 3 …