Tantangan Muhammadiyah: Jihad Melawan Islamofobia; liputan kontributor PWMU.CO Gresik Mohammad Khoiruddin.
PWMU.CO – Tantangan gerakan Muhammadiyah sangat besar baik di Indonesia maupun dunia. Pernyataan ini disampaikan oleh Prof H Syafiq A Mughni MA PhD pada acara Silaturahmi dan Konsolidasi Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidayu-Gresik, Ahad (15/5/2022).
Syafiq Mughni mengatakan Muhammadiyah harus tampil dan mengambil peran dalam perdamaian dunia. Mengingat saat ini fungsi dan peranan pemerintah terbatas. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai keterbatasan peran pemerintah Indonesia ini dikarenakan seringnya tidak adanya kepercayaan dunia.
“Persoalan yang paling serius dihadapi sebuah negara, karena kurangnya kepercayaan dunia,” katanya.
Bertepatan dengan kegiatan Syawalan yang diselenggarakan di Halaman Parkir Masjid KH Ahmad Dahlan Sidayu ini, Prof Syafiq juga merisaukan berbagai fenomena praktik politik belah bambu di Indonesia.
Aktivitas membelah bambu umumnya dilakukan dengan mengangkat bagian atas dan menginjak bagian bawah, dinilai semakin menimbulkan ketegangan antaranak bangsa. Taktik pecah belah ini lah yang semakin meningkatkan perpecahan dan ketidakadilan. “Dan tidak mungkin ada perdamaian, kalau tidak ada keadilan,” ucapnya.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pengurus PCM, PCA, PRM, ortom dan sesepuh Muhammadiyah se-Kecamatan Sidayu ini, Syafiq Mughni menjelaskan empat penyebab seseorang menjadi anggota Muhammadiyah.
Pertama, keinginan memperoleh bimbingan ke jalan yang benar yaitu shiratal mustaqim. Kedua, bekerja di amal usaha Muhammadiyah (AUM).
Ketiga, kesengsem (tertarik) dengan paras dan perilaku orang-orang Muhamamdiyah. Dan keempat, adanya kepentingan dan tujuan tertentu dengan bergabung di Muhamamdiyah.
Beragam cara dan penyebab bergabungnya seseorang dalam persyarikatan Muhammadiyah perlu diimbangi dengan proses yang baik, sehingga nantinya dapat menjadi anggota Muhammadiyah yang sebenar-benarnya.
Lulusan University of California (UCLA) Amerika Serikat ini, kemudian menyebutkan dua ciri gerakan Muhammadiyah yang mensukseskan misi perdamaian dunia yaitu:
Pertama, sukarelawan. Muhammadiyah membantu korban bencana dengan penuh sukarela, memberikan sumbangan dana dengan ikhlas dan cepat.
Pria asal Lamongan ini mengatakan Muhammadiyah menjalankan teologi al-Maun dengan memberikan pelayanan terbaik bagi umat manusia baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
“Implementasi surat al-Ma’un harus terus dihidup-hidupkan karena merupakan ruh gerakan Muhammadiyah,” terangnya.
Bukti Kepercayaan pada Muhammadiyah
Prof Syafiq lalu mencontohkan bukti kepercayaan dunia terhadap Muhammadiyah. Salah satunya hadir dari Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) yang menjalin kerja sama dengan Muhammadiyah dalam berbagai bidang pendidikan, sosial dan kemanusiaan.
Kedua, kemandirian. Muhammadiyah dinilai sebagai organisasi sosial yang mandiri. Muhammadiyah telah mampu mensuport dirinya sendiri.
Guru Besar Bidang Sejarah Kebudayaan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga menjelaskan Persyarikatan Muhammadiyah telah menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Muhammadiyah dipercaya secara internasional melalui PBB ini masuk dalam Badan/Lembaga Ecosoc (The United Nation Economic and Social Council). Ecosoc merupakan bagian dari enam organ utama PBB yang bertanggun gjawab untuk mengkoordinasikan bidang ekonomi dan sosial.
Syafiq Mughni memprediksikan pada lima tahun mendatang umat Islam akan menjadi umat terbesar di dunia. “Jumlah umat Islam semakin hari semakin banyak. Muslim di Eropa dan USA juga terus bertambah,”tuturnya.
“Bahkan negara Rusia, telah menjadi bagian dari anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam),” lanjutnya.
Syafiq kemudian menyampaikan saat ini yang menjadi tantangan besar Muhammadiyah yakni memerangi Islamofobia. Isu Islamofobia yang menggiring agama Islam identik dengan kekerasan. “Islamofobia ini menjadi tantangan yang sama-sama kita hadapi, maka perlu jihad melawan Islamofobia,” ujarnya.
Pada akhir ceramahnya, Syafiq Mughni memberikan sedikit bocoran tentang Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Solo dengan agenda merumuskan Islam Berkemajuan.
Dia juga mengatakan Muhammadiyah akan terus melakukan sinergi bersama lembaga-lembaga lain termasuk lembaga non-Muslim yang memiliki kecocokan pemikiran dengan Muhammadiyah.
Sebelumnya, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidayu H Ahmad Mulazid SPd, dalam sambutannya menyampaikan kebersyukuranya atas terselesainya proses pembangunan Masjid KH Ahmad Dahlan yang berlokasi di Jalan Pelita III Nomor 20 Asempapak, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Pembangunan Masjid yang dilengkapi dengan aula dan miniatur ka’bah ini menghabiskan biaya sebesar Rp 9 miliar.
”Alhamdulillah warga Sidayu ini kompak dalam melaksanakan kegiatan yang diselengggarakan oleh persyarikatan Muhammadiyah. Dan bersyukur telah terbangun Masjid KH Ahmad Dahlan beserta miniatur ka’bah dan juga Aula yang menelan biaya sebesar Rp9 milyar . Semoga menjadi amal jariyah kita semuanya,”ucapnya penuh syukur.(*)
Editor Mohammad Nurfatoni/AS
.