PWMU.CO– Daging sapi aman dikonsumsi sebab penyakit mulut dan kuku tidak menular ke manusia.
Hal itu dijelaskan Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim Drh Dedy Fakhrudin Kurniawan di acara Rakorsus Qurban Lazismu Jatim di Aula Smamda Sidoarjo, Sabtu (21/5/2022).
Di acara ini ditandatangani kerja sama PDHI dengan Lazismu Jatim tentang pemeriksaan hewan kurban.
“Penyakit mulut dan kaki ini beda dengan rabies, antraks, atau brucelosis yang bisa menular ke manusia,” kata Dedy.
Dia menjelaskan, gejala sapi kena PMK antara lain sariawan parah di bibir, gusi, lidah, langit-langit sehingga tidak bisa makan.
Penyakit hewan ini, sambung dia, paling ditakuti karena lebih sulit membasminya dibandingkan rabies dan antraks.
“Gejala kedua luka di sekitar kuku dan kaki sehingga tidak bisa berdiri dan berjalan. Karena itu sapi depresi luar biasa,” tandasnya.
Diterangkan, panitia Idul Kurban tidak perlu cemas dan panik saat menyembelih sapi ternyata ada gejala PMK. Daging kurban tetap aman dibagikan.
Dia menuturkan, Indonesia selama 40 tahun ini sudah tidak ditemukan PMK sejak 1983. Lalu pemerintah tahun 1986 menyatakan Indonesia bebas PMK.
Karena itu perlu diteliti sumber penularan penyakit kuku dan mulut yang menyebar dari mana asalnya.
Walaupun daging sapi aman bagi manusia, sambung dia, PDHI siap menerjunkan ratusan dokter hewan ke titik-titik penyembelihan hewan kurban, termasuk milik Lazismu Jatim.
Dia meminta, pengurus Lazismu daerah menyerahkan kontak person supaya bisa bekerja sama dengan Cabang PDHI di tiap kota untuk pemeriksaan hewan kurban.
Menurut dia, yang dikhawatirkan untuk kepentingan Idul Kurban adalah pasokan sapi kurban sebab saat ini ada pelarangan lalu lintas sapi.
“Sapi di satu daerah sekarang tidak boleh dikirim ke daerah lain untuk mencegah penyebaran PMK,” tandasnya.
Kekhawatiran kedua, kata Dedy, masyarakat takut PMK karena salah persepsi pemberitaan media. Karena itu diminta Lazismu ikut meberikan jinan rasa aman konsumsi daging sapi.
Sementara PDHI menyiagakan dokter hewan bersertifikat untuk memeriksa hewan kurban di masjid dan tempat lain.
Ketua Lazismu Jatim Drh Zainul Muslimin menuturkan, Lazismu tidak mengirim sapi antar daerah. Sapi di satu daerah disembelih di daerah tersebut. Keputusan ini mendukung upaya mencegah penularan PMK.
Dia menambahkan hewan kurban Lazismu dijamin kesehatannya karena selalu diperiksa. Pemotongannya kerja sama dengan Rumah Pemotongan Hewan yang sudah disurvei halalnya.
Daging kurban Lazismu lalu kirim ke industri pengalengan daging menjadi kemasan Rendangmu dan Kornetmu.
“Kemasan daging ini menjadikan distribusi jadi lebih panjang, praktis, dan siap makan. Kita kirimkan ke warga miskin atau daerah bencana,” tandasnya.
Karena itu dia menyarankan masyarakat mengirimkan uang hewan kurban ke Lazismu tiap daerah untuk diolah menjadi kemasan Rendangmu dan Kornet dan dibagikan ke masyarakat.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto