PWMU.CO– Kejutan di Lomba Paduan Suara Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surabaya babak final yang berlangsung, Jumat (20/5/2022).
Lomba ini digelar oleh Lembaga Kebudayaan PDA Surabaya. Awalnya peserta sebanyak 17 tim paduan suara PCA. Peserta mengikuti lomba dengan menyerahkan rekaman dan hasil tayang di Youtube.
Tiap tim menyanyikan lagu wajib Mars Aisyiyah. Lagu pilihan bisa memilih di antara ada tiga ini yaitu Rek Ayo Rek, Surabaya, dan Jembatan Merah.
Dewan juri menilai semua rekaman penampilan tim paduan suara PCA. Lantas mengumumkan hasil penilaian untuk memilih tiga besar masuk ke final. Penilaian berdasarkan suara, kekompakan, dan like and subscribe.
Tiga tim yang lolos ke final adalah Paduan Suara PCA Kenjeran, PCA Sukolilo, dan PCA Wonokromo. Di Youtube Tim Padus PCA Wonokkromo mendapat 1.700 like dan 6.000 tayangan. Tim Padus PCA Kenjeran mendapat 642 like dan 2.951 tayangan, dan Tim Padus PCA Sukolilo mendapat 325 like dan 1.300 tayangan.
Tiga tim tersebut unjuk kebolehannya tampil secara live tampil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jl. Wuni 9 Surabaya, Jumat, 20 Mei 2022.
Acara dimulai pukul 10.00, namun anggota tiga tim sudah datang persiapan dan berkumpul sejak pukul 05.30. Sebab peserta yang mayoritas emak-emak muda ini harus merias wajah dan pakaian terlebih dahulu.
Lombapun dimulai. Tim juri menempati posisinya. Tiga tim beraksi satu demi satu. Juri terdiri Nahari Achyar SE dan Sri Wahyun S Ag MPd mengamati olah vokal dan kekompakan gerakan setiap tim yang tampil.
Lagu wajib tetap Mars Aisyiyah. Lagu pilihan ternyata ketiganya lagunya sama yaitu Rek Ayo Rek.
Para Juara
Setelah tiga tim tampil, ada jeda waktu juri mengakumulasi skor. Saat istirahat peserta berbaur untuk berfoto bersama. Namun keceriaan anggota tim masih datar-datar saja. Bahkan ada yang tegang menunggu pengumuman juri.
Ketika juri Nahari Achyar muncul sambil memegang catatan hasil skor, semua diam tak sabar menunggu pengumuman.
”Juara tiga adalah PCA Kenjeran.”
”Alhamdulillah…,” seru tim dari PCA Kenjeran
”Juara dua adalah….. “ sejenak juri menghentikan ucapannya, kedua tim saling berpandangan.
”… PCA Sukolilo!”
Sorak dan tepuk tangan meriah dari tim PCA Sukolilo bergemuruh.
Tim PCA Wonokromo yang tidak disebut namanya jadi tegang. Tak mau memastikan jadi juara, semua jadi bengong menunggu pengumuman resmi juri.
“Kayaknya juara satu tidak ada ini!” goda Nahari Achyar sambil tersenyum, pengumuman terakhir akhirnya disampaikan.
”Juara satu adalah… PCA Wonokromo!”
Langsung suasana makin heboh mendengar kejutan ini. Tangis histeris kegirangan. Mereka berpelukan.
”Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan senang atas kemenangan ini,” kata Ika Maya Puspitasari, anggota tim PCA Wonokromo sambil terurai air mata bahagia.
Terlihat Luluk Humaidah SPdI, Ketua PCA Wonokromo yang mendampingi tim meneteskan air mata. Tim yang dibentuk pada bulan Ramadhan 1443 H ini telah berjuang sekuat kemampuan untuk menjadi tim terbaik sehingga memperoleh kejutan ini.
”Saya terharu sekaligus bangga, kepada Tim Padus PCA Wonokromo. Terima kasit atas pengorbanan harta dan jiwa. Insyaallah tidak ada kebaikan yang sia-sia. Semoga PCA Wonokromo makin jaya,” kata Mbak Luluk yang istri Nadjib Hamid ini.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto