Hidup Berdampingan dengan Perubahan, laporan Ichwan Arif kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Saat ini kita hidup berdampingan dengan ketidakpastian, perubahan layaknya tsunami disampaikan Nanang Sutedja SE MM dalam acara Synergy Collaboration Meeting, Sabtu (21/5/22).
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik ini mengatakan kalau menghadapi kondisi dan masa seperti ini kalau tidak memiliki kreativitas dan inovasi dan tidak mau keluar dari zona nyaman, maka akan tergusur dengan perubahan tersebut.
“Supaya tidak kehilangan momentum, kita tidak boleh sibuk dengan diri sendiri atau kehidupan diri sendiri,” ujarnya di hadapan peserta di Aula SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik.
Dia memaparkan untuk bisa menyikapi dengan karakter kreativitas dan inovasi, syaratnya harus sudah selesai dengan urusan diri sendiri dulu. Harus mengambil peran, butuh action.
“Bukan hanya sekadar bicara, tidak saling menyalahkan, berkeluh kesah, atau malah senangnya curhat saja,” tambahnya.
Berubah atau Punah
Dalam acara yang diikuti 4 kepala dan wakil kepala sekolah Muhammadiyah, SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik, SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik, SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, dan SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik, serta ketua sinergi, Nanang Sutedja menjelaskan kalau kita tidak berubah dalam situasi seperti ini, maka akan tersisih.
“Pilihannya adalah berubah atau punah. Harus ada pola pikir berubah sehingga bisa menjalani aktivitas di era perubahan ini,” ungkapnya.
Dia menyampaikan ada empat alasan mengapa kita harus berubah. Pertama adanya tuntutan kompetisi, kedua adanya perubahan perilaku pelanggan (customer behavior), ketiga permintaan pemangku kepentingan (stakeholder), dan keempat karena model bisnis baru/layanan baru.
Berubah dengan Transformasi
Nanang Sutedja mengungkapkan perubahan yang dilakukan harus dilakukan dengan model trasformasi. Mulai dari perubahan rupa, mulai dari bentuk, sifat, dan fungsi, perubahan struktur dengan cara menambah, mengurangi atau menata kembali unsur-unsur yang ada, perubahan budaya, dan perubahan manajemen, mulai dari visi, misi, dan strateginya.
“Saat ini dan ke depan kita hidup dalam era disrupsi, maka empat poin penting yang harus dipahami dan dijalankan adalah transformasi digital, perlu mindset baru, agility human resources, adaptif organisasi, dan responsif terhadap perubahan,” tuturnya.
Pentingnya Sinergi
Nanang Sutedja mengatakan dalam menyikapi ketidakpastian ini, sinergi menjadi sangat penting yang harus dikedepankan.
“Dalam organisasi, nilai dari sinergi itu adalah bentuk dari suatu proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan nilai yang optimum,” katanya.
Sinergi itu bergabung atau bekerjasama akan menciptakan nilai lebih daripada sendiri-sendiri (terpisah). Dua organisasi yang bekerjasama menghasilkan nilai lebih yang signifikan daripada gabungan nilai masing-masing.
“Rumus sinergi adalah 2 + 2 = 6.”
Maka, lanjutnya, sinergi menjadi nilai yang sangat penting. Hal ini, sambungnya, sinergi adalah salah satu dasar untuk merger, akuisisi atau aliansi strategis. Sinergi itu untuk meningkatkan mutu dan kapasitas (strenghten).
“Selain itu, sinergi juga dapat menciptakan ruang lingkup baru dan eksploitasi sumberdaya dan kemampuan masing-masing pihak,” tandasnya.
Untuk itu, tekannya, dalam sinergi sangat dibutuhkan kepercayaan (trust), komunikasi yang baik dan efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.