Menjaga Ukhuwah Bagian dari Peningkatan Iman dan Takwa, liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik menggelar resepsi Milad Ke-105 Aisyiyah di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Kamis (26/05/2022).
Pada kesempatan ini hadir Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Drs H Mohammad In’am MAg yang menyampaikan pengajian iftitah.
“Di bulan Syawal ini marilah kita jaga bersama kegiatan yang telah kita kerjakan selama Ramadhan yaitu puasa dan rangkaian ibadah lainnya,” demikian dia mengawali pengajian iftitah-nya.
Pria yang merupakan dosen di Fakultas Agama Islam UMG ini menguatkan pernyataannya dengan mengutip sebuah ayat: ‘Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang yang sudah dipintal dengan kuat, sehingga menjadi cerai-berai kembali.’ (an-Nahl 92)
“Karena itu kegiatan puasa dan ibadah lainnya kita jaga dan kita tingkatkan sesuai dengan makna Syawal itu sendiri,” lanjutnya.
In’am lantas melanjutkan pemaparannya bahwa penting menjaga silaturahmi yang merupakan bagian dari menjaga iman dan takwa. Ia mengingatkan kepada peserta pada bacaan sang qariah yang membacakan ayat yang di antaranya yaitu Ali Imran ayat 102.
“Ayat 102 tersebut berpesan kepada kita, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.’ Nah dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan takwa salah satu poin penting adalah menjaga ukhuwah,” terangnya.
Adapun perintah menjaga ukhuwah menurutnya tersirat pada ayat berikutnya, yaitu ayat 103. Ayat ini menurutnya menjelaskan pentinngya menjaga ukhuwah.
Perselisihan Dua Suku
Ia kemudian mengutip pendapat penulis tafsir Al-Maraghi, yaitu Syaikh Al-Maraghi yang menceritakan kisah dua suku besar yaitu suku Aus dan suku Khazraj yang dipersaudarakan (di-ishlah-kan) oleh Nabi SAW sehingga permusuhan yang terjadi antara mereka selama 120 tahun hilang dan berganti menjadi persaudaraan (ukhuwah).
“Setelah permusuhan mereka hilang, maka praktis mereka saling bergandeng tangan. Namun suatu saat ada di antara mereka yang bercengkrama dan tiba-tiba lewatlah orang Yahudi, yang kemudian ikut bergabung dalam obrolan mereka. Di tengah-tengah itulah dia meletupkan api yang memancing permusuhan kembali,” terangnya
In’am melanjutkan, “Walhasil, dua suku ini tiba-tiba bersitegang kembali, dendam yang sudah hilang muncul kembali. Akhirnya mereka lapor kepada kepala sukunya dan masing-masing kepala suku merasa terusik. Lantas kedua suku akhirnya bermusuhan dan siap melakukan peperangan. Rasulullah kemudian datang, dan mengatakan: ‘Wahai suku Aus dan Khazraj, akankah kalian kembali kepada permusuhan? Sementara kami hadir untuk mendamaikan kalian? Lalu Rasulullah membacakan ayat 103 Ali Imran. Akhirnya mereka gentar dan satu sama lain saling berrangkulan dan bermaafan” Jelasnya.
Menurut In’am ayat 102-103 surat Ali Imran ini merupakan pelajaran penting, bahwa ukhuwah di manapun harus terus dijaga.
“Jangan sampai ukhuwah yang sudah kita bina bersama kemudian muncul hal-hal yang tidak kita inginkan. Almuslimu akhul muslim. Seorang Muslim itu saudaranya muslim yang lain,” terangnya.
Menguatkan pentingnya menjaga ukhuwah, In’am mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari abu Hurairah, ‘Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara dia dengan saudaranya. Maka dikatakan: ‘Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai.’ (HR Imam Muslim).
“Artinya betapa kita dalam memelihara keimanan dan ketakwaan adalah di samping melakukan hubungan baik dengan Allah, di sisi lain hablum minanas tidak boleh diabaikan,” jelasnya.
Oleh karena itu In’am mengingatkan agar umat Islam meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama manusia, misalnya dengan berhubungan baik dan berbuat baik dengan tetangga dan saudara agar tercipta rasa saling peduli.
“Karena itu pasca-Ramadhan ini mari kita sekalian menjaga nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Lebih lanjut ukhuwah di antara kita harus kita tingkatkan agar kita mendapatkan keamanan, kenyamanan, dan ketenangan,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni