• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Juli 4, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada

Jumat 27 Mei 2022 | 21:31
3 min read
10.7k
SHARES
33.4k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Buya Ahmad Syafii Maarif (antaranews.com)

Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada; Oleh Biyanto Guru Besar UIN Sunan Ampel dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur

PWMU.CO – Ahmad Syafii Maarif telah kembali ke haribaan Ilahi pada Jumat pagi (27/5/2022). Tentu ini sebuah kehilangan yang besar. Bukan hanya bagi Muhammadiyah, melainkan juga negeri tercinta. 

Muhammadiyah pantas kehilangan karena Buya Syafii pernah menjadi nakhoda organisasi ini. Sementara itu, negeri ini juga tak kalah kehilangan. Itu karena Buya Syafii layaknya “kompas moral” bangsa. Buya Syafii selalu menjadi rujukan bagi siapapun elite negeri yang ingin memperjuangkan politik nilai.  

Komitmen Buya Syafii untuk menegakkan nilai-nilai kebhinekaan juga luar biasa. Tatkala terjadi insiden kekerasan terhadap tokoh agama di gereja Katolik Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, pada Ahad (11/2/2018), Buya Syafii segera mendatangi lokasi kejadian. Dengan masygul guru bangsa yang akrab disapa Buya Syafii ini menunjukkan kekecewaan mendalam. Buya Syafii nyaris tidak mampu memahami insiden kekerasan tersebut. Apalagi insiden itu terjadi di rumah ibadah ketika jamaat melakukan prosesi misa. 

Buya Syafii meminta aparat mengusut tuntas insiden tersebut. Kekecewaan Buya Syafii dapat dimaklumi karena pada saat itu insiden serupa juga dialami sebagian ulama dan kiai. Bukan hanya dalam bentuk kekerasan fisik, para ulama juga menjadi korban penolakan sebagian umat ketika menghadiri undangan ceramah agama. Dengan terpaksa, para ulama pun membatalkan pengajian. 

Apa yang dilakukan Buya Syafii menunjukkan keprihatinannya terhadap berbagai insiden radikalisme bernuansa agama. Bahkan, tidak jarang dalam insiden radikalisme itu terjadi kasus bom bunuh diri. Fenomena itu juga mengundang kritik Buya Syafii. Dalam banyak kesempatan, Buya Syafii mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri tergolong pengecut karena berani menghadapi kematian, namun takut dengan kehidupan.

Penjaga Nilai Multikulturalisme

Dalam konteks kehidupan berbangsa yang sangat majemuk, Buya Syafii tampak tidak pernah mengenal lelah untuk mengingatkan pentingnya kesadaran terhadap nilai-nilai multikulturalisme—paham yang mengajarkan pentingnya pengakuan terhadap pluralitas budaya. Multikulturalisme juga meniscayakan kelompok mayoritas mengakomodasi kelompok minoritas sehingga kekhasan identitas mereka tetap terjaga (Will Kymlicka dalam Multicultural Citizenship, 1995).

Buya Syafii seolah mengajak kita merenungkan pandangan filosof Perancis Emmanuel Levinas (1971). Dalam teori tentang penampakan wajah (the face of the other), Levinas mengatakan bahwa penampakan wajah bukan bagian dari aku, bukan pula diukur dari tolok ukurku. Yang lain itu berbeda dari aku. Namun demikian, hubungan aku dengan yang lain tidak akan melahirkan kekerasan. Bahkan kehadiran yang lain akan membuahkan kedamaian dan menumbuhkan kultur positif dalam kehidupan.

Melalui teori penampakan wajah selalu tergambar wajah yang lain. Penampakan wajah yang lain meniscayakan orang saling bertegur sapa. Penampakan wajah tidak pernah membiarkan orang lepas dari tanggung jawab. Setiap orang akan dihadapkan pada penampakan wajah yang mengusik sehingga harus bersikap. Wajah yang tampak akan mencair dalam afeksi sehingga mengkristal dalam kesadaran seseorang. Teori Lavinas mengajarkan bahwa perjumpaan dengan wajah yang lain merupakan bentuk hubungan yang ditandai empati dan nir-kepentingan. 

Hubungan itu menjadikan seseorang bertanggung jawab terhadap yang lain tanpa menuntut balasan. Itu berarti tidak ada tuntutan timbal balik dan tiada pula dominasi. Jika pandangan Lavinas diterjemahkan dalam membangun kehidupan berbangsa, maka akan terasa indah. Setiap individu dan kelompok tidak akan mudah menghakimi, apalagi menyakiti, karena selalu tergambar dalam dirinya wajah orang lain. Manyakiti orang lain sama dengan menyakiti diri sendiri. 

Jika kesadaran multikulturalisme dibumikan, kita akan melihat pluralitas secara positif. Multikulturalisme penting untuk menumbuhkan komitmen yang tulus sehingga masing-masing terlibat dalam kegiatan lintas budaya, etnis, dan agama. Spirit itulah yang terus digelorakan Buya Syafii bersama lembaga yang didirikannya, Maarif Institute for Culture and Humanity. Semoga negeri ini melahirkan banyak guru sekaligus kompas moral bangsa sekelas Buya Syafii. 

Sugeng tindak, Buya Syafii! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Ahmad Syafii MaarifBiyantoBuya SyafiiBuya Syafii MaarifBuya Syafii Wafat
SendShare4280Tweet2675Share

Related Posts

Rektor Ajak Mancing di Tambak UMG Seluas 35 Hektar

Rabu 22 Juni 2022 | 20:00
38.1k

Berbicang di tengah tambak. Dari kiri: Firman Susanto Noor, Eko Budi Leksono, Moh. Mudzakkir, dan...

Kenangan bersama Buya Syafii sang Alumnus Muallimin

Sabtu 28 Mei 2022 | 12:52
1.1k

Buya Ahmad Syafii Maarif (kiri) di acara Milad Ke-100 Madrasah Muallimin dan Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta...

Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago

Sabtu 28 Mei 2022 | 10:16
14.3k

Dhimam Abror: Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid...

Kecintaan Buya Syafii pada Negara Ini Terlalu Besar

Sabtu 28 Mei 2022 | 08:47
179

Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari (tangkapan layar Sugieran/PWMU.CO) Kecintaan Buya Syafii pada...

Ketua Umum PBNU: Buya Syafii Berjiwa Indah

Sabtu 28 Mei 2022 | 05:53
453

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (tangkapan layar Sugieran/PWMU.CO)  Ketua Umum PBNU: Buya Syafii...

Menag: Buya Syafii Konsisten Rawat Kerukunan Umat Beragama

Jumat 27 Mei 2022 | 21:57
408

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menag: Buya Syafii Konsisten Rawat Kerukunan Umat Beragama. (Sugiran/PWMU.CO) Menag:...

Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan Kesiapan Luar Biasa

Jumat 27 Mei 2022 | 20:47
21.8k

Haedar Nashir (kedua dari kiri). Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan...

Buya Syafii Itu seperti Nabi Khidir

Jumat 27 Mei 2022 | 17:27
2.3k

Buya Syafii Maarif (kanan) dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy....

Presiden Jokowi Beri Penghormatan Terakhir pada Buya Syafii

Jumat 27 Mei 2022 | 17:15
1.1k

Presiden Jokowi Beri Penghormatan Terakhir pada Buya Syafii; Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO Yogyakarta PWMU.CO -...

Menko PMK: Kita Kehilangan Bapak Bangsa

Jumat 27 Mei 2022 | 15:40
193

Ahmad Syafii Maarif (kiri) bersama Menko PMK: Kita Kehilangan Bapak Bangsa. (Humas Kemenko PMK) PWMU.CO -...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Songsong Tahun Ajaran Baru, Ini Program Lima Kabid SD Mudisa Jember

    1105 shares
    Share 442 Tweet 276
  • Masjid Al Fattah Tulungagung, Ada Filosofi Sujud dalam Arsitekturnya

    1078 shares
    Share 431 Tweet 270
  • Idul Adha Arab Saudi dan Muhammadiyah Sama, Kebetulan yang Penuh Berkah

    7018 shares
    Share 2807 Tweet 1755
  • Gus Baha’ Sentil Umat yang Malas

    1335 shares
    Share 534 Tweet 334
  • Idul Adha 2022 Beda: Muhammadiyah 9 Juli, Pemerintah 10 Juli, Begini Menyikapinya

    10214 shares
    Share 4086 Tweet 2554
  • Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

    8733 shares
    Share 3493 Tweet 2183
  • RSML Juara Umum PORRSMA

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Puasa Arafah, saat Wukuf atau Tanggal 9 Dzulhijjah?

    419 shares
    Share 168 Tweet 105
  • Wow! 85 Siswa Smamda Surabaya Lolos SBMPTN 2022, Naik 123,7 Persen

    3612 shares
    Share 1445 Tweet 903
  • Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid

    99 shares
    Share 40 Tweet 25

Berita Terkini

  • Tiga Keistimewaan Bulan Dzulhijah Dikupas di Kajian Ahad PCM SineMinggu 3 Juli 2022 | 23:27
  • Dipuji Haedar Nashir
    Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM BimaMinggu 3 Juli 2022 | 22:42
  • Gelar Seminar Jurnalistik
    Gelar Seminar Jurnalistik, IMM al-Iskandariyah Perangi HoaxMinggu 3 Juli 2022 | 22:14
  • Upgrading Metode Tajdied
    Upgrading Metode Tajdied, Guru Belajar Kode TepukanMinggu 3 Juli 2022 | 20:53
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki NomplokMinggu 3 Juli 2022 | 20:33
  • Ketua PWM Jatim Saad Ibrahim membuka Bimtek Dai LDK di Nagjuk. (Anam/PWMU.CO)
    Pesan untuk Dai LDK dari Ketua PWMMinggu 3 Juli 2022 | 20:06
  • Lolos Penggerak Komunitas Belajar, Tea WG SDMM Hadir di Platform Merdeka MengajarMinggu 3 Juli 2022 | 19:20
  • Songsong Tahun Ajaran Baru, Ini Program Lima Kabid SD Mudisa JemberMinggu 3 Juli 2022 | 09:27
  • RSML Juara Umum PORRSMA
    RSML Juara Umum PORRSMAMinggu 3 Juli 2022 | 06:27
  • Lima strategi pengasuhan
    Lima Strategi Pengasuhan Anak Usia DiniMinggu 3 Juli 2022 | 06:03

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In