Intelektual dan Ulama
Buya juga melanjutkan bahwa kongres ini bisa menjadi contoh bagi yang lain. Termasuk orangtua yang harus belajar dari kongres ini. Siapa saja yang merasa tidak teduh dan tidak damai dalam kongres maka bisa belajar ke kongres Ansor.
“Dari yang disampaikan Buya Syafii, saya melihat bagaimana dalam situasi perbedaan apapun, sekeras apapun perbedaan, Buya Syafii menghendaki semua diselesaikan dengan baik, damai dan tanpa ada pertentangan. Apalagi pertentangan yang berkepanjangan,” jelasnya.
Di mata Gus Yaqut, Buya Syafii tidak hanya seorang intelektual tetapi juga seorang ulama dan seorang kiai. Buya Syafii menginspirasi banyak orang, dan tentu saja diri Gus Yaqut. Yaitu dalam konsistensi beliau membela kebenaran, menjaga NKRI, dan merawat kerukunan antar umat beragama.
“Tadi disampaikan oleh Prof Haedar Nashir hal yang sama. Ini kurang lebih sama dengan keinginan kita bersama bahwa Buya Syafii boleh meninggalkan kita, tetapi pesan-pesannya akan tetap selalu abadi dan kita kenang. Sekaligus menjadi pegangan kita dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama,” tegasnya.
Atas nama pribadi dan jajaran Kementerian Agama, Gus Yaqut mengucapkan selamat jalan kepada Buya Syafii Maarif. “Kami berjanji akan melanjutkan semangat juang Buya untuk terus membangun Indonesia dan menjaga perdamaian serta kedamaian bangsa yang besar ini,” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni