Kecintaan Buya Syafii pada Negara Ini Terlalu Besar, liputan kontributor PWMU.CO Sugiran.
PWMU.CO – Takziah Virtual Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk Buya Syafii Maarif dihadiri juga oleh Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari untuk memberikan kesaksian. Kegiatan yang digelar pada Jumat (27/5/2022) ini disiarkan langsung melalui Zoom dan YouTube Muhammadiyah Channel.
Hajriyanto Y. Thohari menyampaikan saat ini kita telah ditinggalkan oleh seorang tokoh yang bukan hanya tokoh Muhammadiyah, tetapi juga seorang tokoh bangsa yang oleh banyak orang disebut sebagai salah seorang guru bangsa.
“Sampai usia yang sangat lanjut beliau adalah satu di antara sedikit orang-orang yang diberi anugerah usia panjang dan lanjut, tetapi tetap produktif. Beliau seorang penulis yang sangat prolifik dan sangat artikulatif, yang selalu mencermati perkembangan dan dinamika keumatan dan kebangsaan secara sangat cermat. Dan selalu berhasil dengan sangat baik mengartikulasikan pengamatan-pengamatannya secara sangat reflek,” ungkapnya.
Buya Syafii, lanjutnya, adalah seorang intelektual dan cendekiawan yang sangat kaya dengan alternatif-alternatif yang ditawarkan kepada umat dan bangsa. Beliau memandang bahwa dilema-dilema yang dihadapi bangsa ini sebetulnya memiliki banyak alternatif dan meskipun alternatif itu pada dasarnya adalah dilema yang disederhanakan.
“Tetapi Buya Syafii selalu berhasil dan dengan sangat terang benderang memberikan banyak alternatif-alternatif kepada para pemimpin-pemimpin umat dan juga kepada pemimpin-pemimpin bangsa. Dan hebatnya seorang Buya Syafii Maarif, beliau tidak pernah mengekspresikan kekecewaan-kekecewaannya secara berlebihan ketika alternatif yang beliau tawarkan tidak dipakai oleh pihak-pihak lain,” paparnya.
Doa untuk Buya
Hajriyanto mengatakan, kita berkumpul bersama melakukan takziah ini dalam rangka untuk mendoakan kepada almarhum. Menurutnya, meskipun kita tahu sepenuhnya bahwa pada sejatinya seorang tokoh yang begitu ikhlas, sederhana tanpa memiliki aspirasi kepemimpinan baik pada level keumatan dan kebangsaan ini tidak begitu banyak memerlukan doa-doa dari kita.
“Tetapi dengan penuh keikhlasan kita ingin betul-betul meyakinkan bahwa kepulangan Buya Syafii Maarif benar-benar kepulangan yang husnul khatimah. Kita mendoakan Buya Syafii dengan penuh keyakinan sebagaimana pesan Rasulullah SAW berdoalah kamu kepada Allah dengan penuh keyakinan,” jelasnya.
Kita penuh keyakinan, sambungnya, berdoa untuk Buya Syafii bahwa kepulangan beliau adalah kepulangan yang husnul khatimah, yang ridha dan diridhai. Kita bertakziah dalam jumlah ribuan bukan untuk mengabadikan kesedihan dan bukan juga untuk mengkapitalisasi kewafatan beliau, sebagaimana sebuah kitab Muqatil Thalibin yang ditulis oleh Abu Faraj Al-Ashbahani.
“Kita ingin mengabadikan karya-karya, cita-cita, harapan-harapan beliau terhadap umat dan bangsa. Buya adalah seorang yang sangat-sangat mencintai bangsa ini. Bahkan kadang-kadang saya berpikir kecintaan Buya Syafii pada negara ini terlalu besar,” ujarnya.
Tetapi, sambungnay, itulah Buya Syafii Maarif. Seorang yang sangat mencintai bangsa dan negara ini. Dan sangat mengharapkan dan memiliki obsesi agar bangsa ini betul-betul berkembang menjadi bangsa yang maju. Bangsa yang bersih dan bangsa yang menjunjung etika-etika publik dan kebangsaan.
“Insyaallah Buya Syafii Maarif kembali kehadirat-Nya dengan tenang dan dengan penuh keyakinan. Serta kita yakin beliau berpulang penuh ridha dan diridhai. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wafuanhu,” panjatnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni