Madrasah Itu Maju kalau Banyak Muridnya, apalagi Menolak

Madrasah Itu Maju Kalau Banyak Muridnya, Apalagi Sampai Menolak, liputan kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo Hanafi.
Madrasah Itu Maju Kalau Banyak Muridnya, Apalagi Sampai Menolak. H Samsur MPdI (tengah) Kepala Kemenag Kota Probolinggo (Hanafi/PWMU.CO)

Madrasah Itu Maju kalau Banyak Muridnya, apalagi Menolak, liputan kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo Hanafi.

PWMU.CO – Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo menggelar Workshop Penilaian Kinerja Kepala Madrasah jenjang MI, MTs dan MA negeri dan swasta. Kegiatan yang diikuti 67 peserta ini bertempat di Aula Assyakur MI Muhammadiyah (MIM) 1 Kota Probolinggo, Rabu (25/5/2022).

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Kota Probolinggo sekaligus Panitia Workshop Muhammad Zainullah MPdI menyampaikan dalam sambutannya dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini, yaitu pertama Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003.

“Kedua PMA Nomor 58 tahun 2017 tentang Kepala Madrasah. Dan yang ketiga Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo Nomor 001 tanggal 3 Januari 2022 tentang Penetapan Kinerja Kegiatan dan Anggaran Program Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo tahun anggaran 2022,” ungkapnya.

Sasaran kegiatan ini, lanjutnya, adalah Kepala Madrasah MI, MTs dan MA se-Kota Probolinggo. Dan dengan tujuan pertama kepala madrasah dapat memahami panduan pelaksanaan penilaian kinerja kepala madrasah.

“Tujuan yang kedua adalah kepala madrasah mampu memahami tentang kriteria penilaian kinerja kepala madrasah,” ungkapnya.

Charge Tanggung Jawab

Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Kota Probolinggo H Samsur MPdI menyampaikan dalam sambutannya dengan adanya kegiatan workshop ini berarti kita selaku kepala madrasah mencharge kembali tentang tanggung jawab kita selaku pemimpin di masing-masing satuan kerja.

“Dimana dengan tanggung jawab itu harus ada evaluasi. Setidaknya evaluasi pada diri kita masing-masing atau introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama ini,” pesannya.

“Ketika perlu peningkatan tentunya kita harus memulainya dengan tanpa diingatkan yang lain. Karena sejatinya kita sudah tahu betul atas tugas dan tanggung jawab selaku pimpinan di masing-masing unit kerja itu,” imbuhnya.

Jangan Terbelenggu Zona Nyaman

Dia merasa senang melihat beberapa madrasah yang terus melaju berkembang dan berikhtiar meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga mampu bersaing dengan lembaga di luar madrasah.

“Kalaulah bersama-sama melaju bareng RA, MI, MTs dan MA maka Insyaallah Kota Probolinggo akan diwarnai betul oleh madrasah. Untuk itu jangan riskan sharing dengan teman-teman yang sudah punya kemampuan dalam hal peningkatan, baik kualitas maupun kuantitas,” tuturnya.

“Begitu pula sabaliknya. Bagi yang punya kemampuan tentang hal itu untuk memberikan kemampuan atau pengalamannya kepada lembaga-lembaga yang membutuhkannya,” imbuhnya.

Dia berpesan hendaknya para kepala madrasah jangan sampai terbelenggu dengan zona nyaman. Harus lakukan sesuatu sekecil apapun untuk kemajuan madrasahnya. Insyaallah itu akan berdampak pada madrasahnya.

“Yang penting kita jangan sampai diam apalagi tidur. Teringat almarhum Bapak Marsuwi. Menurut beliau salah satu ciri madrasah itu maju kalau banyak muridnya. Apalagi sampai menolak karena sudah melebihi kuota. Berarti madrasah itu sudah memenuhi indikator yang utama dan layak madrasah itu dikatakan madrasah maju,” jelasnya. (*)

Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version