Cerita Nabi Muhammad dan Ukasyah di MIMSapro

Cerita Nabi
Bunda Ari bercerita Nabi Muhammadi di MIM 1 Kota Probolinggo. (Ifandi Septa Adi/PWMU.CO)

PWMU.CO – Cerita Nabi Muhammad dikisahkan kepada siswa MI Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo, Jumat (29/9/2023).

Acara memperingati maulid Nabi diadakan di halaman madrasah mulai pukul 09.00 WIB dipandu MC Ustadzah Misnati diikuti siswa kelas 1 dan 2 MIM Sapro, sebutan madrasah ini.

Mengundang pendongeng Aryzana maharanny MPd yang sudah terkenal di kalangaan anak-anak TK di Kota Probolinggo. Dengan boneka tangan dia berkisah yang menarik kepada siswa.

Diceritakan sejak Nabi  Muhammad dalam kandungan hingga kisah nabi saat berusia satu tahun.

”Di tahun Gajah, Nabi Muhammad lahir di Makkah, dan besar sebagai anak yatim karena ayahnya, Abdullah, telah wafat sebelum Nabi Muhammad lahir. Waktu kecil dididik dan dibesarkan oleh ibunya, Aminah. Beberapa waktu kemudian ibunya wafat, Nabi Muhammad dibesarkan oleh kakeknya bernama Abdul Muthalib.

Bunda Ari juga menerangkan sifat-sifat Nabi Muhammad seperti sidik, amanah, fathonah, dan tablig. Sidik artinya jujur, amanah adalah dapat dipercaya, fathonah berarti pandai atau cerdas, dan tablig artinya orang yang menyampaikan.

Cerita Nabi disambung lagi, kata Bunda Ari. Sebelum wafatnya Nabi Muhammad bertanya kepada sahabatnya apakah ada utangnya kepada seseorang.

Salah satu sahabat bernama Ukasyah bangkit. Dia berkata,”Ketika aku turun dari untaku dan mendekat ke arah engkau, mendadak engkau mengayunkan cambuk ke kuda, namun mengenai tubuhku. Aku tidak tahu ini termasuk utang atau buka,” kata Ukasyah.

Nabi SAW mengatakan itu utang. Maka Nabi meminta Bilal bin Rabah mengambil cambuknya di Fathimah di rumahnya.

Di masjid, para sahabat sudah berkerumun. Mereka menahan amarah terhadap Ukasyah yang tega meminta qisash hendak mencambuk Nabi.

Bilal menyerahkan cambuk kepada Ukasyah. Abu Bakar dan Umar segera gentian menghadangnya. ”Wahai Ukasyah, cambuklah aku. Kami tidak rela engkau mencambuk Rasulullah,” katanya.

“Duduklah kalian, sesungguhnya Allah telah mengetahui kedudukan kalian berdua,” perintah Nabi.

Rasulullah mengatakan,”Ukasyah, cambuklah aku. Lakukanlah bila benar aku pernah berbuat salah kepadamu.”

”Wahai Rasulullah, engkau mencambukku waktu itu badanku tanpa baju,”  kata Ukasyah lagi.

Maka Nabi melepas bajunya, sehingga tampak kulit punggung dan perutnya. Seluruh sahabat tidak suka dengan perbuatan Ukasyah ini.

Tiba-tiba Ukasyah melepaskan cambuk itu dan segera memeluk Nabi sambil menangis. Dia juga menciumi punggung Rasulullah saw.

Pesan dari Bunda Ari,”Jadikanlah Nabi Muhammad idola kita semua.”

Penulis Ifandi Septa Adi  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version