Siapa yang Menikmati Perkembangan Ekonomi di Indonesia? Liputan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Dalam acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bertema Wujudkan Kedaulatan Bangsa, Kamis, (26/5/2022), Prof Dr Zainudiin Maliki MSi memantik 250 peserta dengan pertanyaan, “Siapa yang menikmati perkembangan ekonomi di Indonesia?”
Peserta hanya diam membisu. Untuk beberapa detik Zainuddin juga diam. “Mereka adalah yang bermodal besar dan memiliki jaringan dekat dengan penguasa,” tegas Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya 2003-2007, ini dengan suara meninggi.
Menurut dia, munculnya jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak serta merta mengangkat perekonomian pelaku usaha. Karena tetap saja pengendali utama adalah mereka yang minoritas di negeri ini. “Pangkat pelaku UMKM tidak berubah menjadi konglomerat,” tandasnya.
Namun demikian, Zainuddin mendorong pada kepala sekolah agar menekankan siswanya untuk menjadi entrepreneur.
Zainuddin menyoroti fenomena masyarakat menjelang pemilu dan pilkada. “Jangan berharap menghasilkan pemimpin yang baik kalau masih menjamur tradisi maju tak gentar membela yang bayar,” ungkap pria yang pernah menjadi Ketua Dewan pendidikan Jawa Timur, periode 2008-2011 dan 2011-2014 itu
Saran Zainuddin, kalau ingin memperoleh pemimpin bangsa yang berkualitas, maka hendaknya memilih dan memperjuangkan para calon anggota dewan yang amanah.
“Jangan karena kecewa kepada teman lalu bikin partai baru, pindah partai baru,” guraunya disambut tawa peserta.
Pendidikan yang Mencerahkan
Anggota DPR RI Komisi X Bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah, merasa mempunyai tugas berat, khususnya menyangkut pendidikan yang di dalamnya menjadi ikon Muhammadiyah.
“Saya mendapat amanah dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Haedar Nashir), untuk mengawal produk-produk undang-undang yang terkait pendidikan,” tandasnya.
Zainuddin yang berbicara di hadapan para kepala sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan itu berharap agar ikut turut serta mengawal pendidikan yang lebih bagus, yang betul-betul mendidik. “Mengajari masyarakat yang tertinggal, sehingga menjadi warga yang tercerahkan,” tuturnya.
Menurut Kiai Dahlan, lanjut Zainuddin, pendidikan yang bagus adalah yang dilandasi iman yang kuat, ilmu yang semakin luas, dan beramal yang baik.
Dia mengungkapkan fenomena pendidikan di Indonesia masih bersifat behavioristik—dikendalikan oleh orang lain—belum karena kesadaran pribadi. “Mestinya pendidikan yang sukses adalah yang mampu mengubah dirinya sendiri, bukan ditentukan oleh faktor luar,” terangnya.
Muhammadiyah, kata Zainuddin, harus menjadi tauladan pendidikan yang menciptakan siswa memiliki dorongan kuat dari dalam untuk mengubah diri sendiri yang akan memengaruhi kehidupan sekitarnya.
“Hidup disiplin, tepat waktu, menjaga kebersihan adalah bagian pendidikan yang sering diabaikan dan dianggap kecil,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni