PWMU.CO– Pimpinan Muhammadiyah perlu piknik supaya tidak merasa sudah baik kinerjanya memimpin persyarikatan.
Itu pesan Ketua PWM Jawa Timur Dr HM Saad Ibrahim dalam Silaturahim dan Syawalan Majelis Pelayanan Sosial PWM di Gedung Ahmad Zainuri Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (26/5/2022).
”Jadi perlunya kita piknik fantasyiru fil ardhi untuk melihat posisi kita di mana dalam ber-fastabiqul khoirot. Supaya tidak merasa sudah baik ternyata masih ada yang lebih baik lagi,” katanya.
Saad Ibrahim bercerita kegiatannya banyak. Tahun 2004 sampai 2016 mengunjungi kampus-kampus termasuk kampus luar negeri. ”Ini menjadi modal pemicu batin saya untuk menggerakkan kampus-kampus Muhammadiyah khususnya di Jawa Timur,” tandasnya.
Saad Ibrahim juga mengatakan, jangan sampai ada pimpinan Muhammadiyah tersinggung kritikan, padahal sudah berjuang untuk Muhammadiyah kayak begini masih saja diolok-olok oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah lalu memutuskan berhenti saja.
”Saya mengingatkan untuk mengolok-olok panjenengan semuanya yang hadir pada acara ini. Ketika saya tanya, pada Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember. Berapa jumlah rumah sakit yang ada di Jember, jawabannya banyak Pak. Tetapi yang milik Muhammadiyah belum ada. Insyaallah akhir bulan Agustus akan di-launching Rumah Sakit Muhammadiyah di Jember. Alhamdulillah,” tuturnya.
Universitas Muhammadiyah Jember sudah mempunyai usaha persewaan bus pariwisata, pom bensin, dan sebentar lagi akan memiliki rumah sakit Muhammadiyah.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Jember Universitas Muhammadiyah Surabaya yang sudah membantu Institut Teknologi dan Bisnis Bali.
“Kita menolong sesama Muhammadiyah itu ya memang harus begitu. Kalau yang ngurus amal usaha Muhammadiyah itu medit lha wong itu bukan uangnya kok medit. Harusnya memang menolong amal usaha yang lemah,” tandasnya.
Ajaran Kiai Dahlan
Dia menceritakan, Gubernur Jawa Timur Khofifah bekerja dengan prinsip hadits: wallahu fii aunil abdi maa kaanal abdu fii auni akhihi. Allah senantiasa menolong hambanya selama ia menolong saudaranya. Ketika ada acara gubernur mengundang anak yatim lalu diberikan santunan. Diceritakan, akhirnya masalah-masalah di Jawa Timur sering menemukan solusinya.
”Gubernur kita tanpa kita sadari menjalankan ajaran KH Ahmad Dahlan. Menyantuni anak yatim. KH Ahmad Dahlan mengajarkan surat al-Maun selama tiga bulan kepada santrinya, tetapi santrinya tidak gerak-gerak untuk memahami pesan pengajian,” tuturnya.
Maksud pengajian di Muhammadiyah itu, sambung dia, setelah ngaji harus bergerak sesuai tuntutan ayat yang diajarkan.
”Sekarang bisa kita lihat berdiri sekitar 140 panti asuhan Muhammadiyah di Jawa Timur. Insyaallah ketika kita menolong sesama Muhammadiyah akan semakin besar Muhammadiyah. Jadi ini yang perlu kita renungkan,” tandasnya.
Kisah Panti
Kata Saad, terkadang panti asuhan itu dianggap tidak begitu penting. Tidak pernah mendapat perhatian dari amal usaha Muhammadiyah termasuk cabangnya. Maka bantu panti apabila panti membutuhkan.
”Ada salah satu cerita dari panti kita. Di suatu malam sudah tidak ada lagi beras yang harus dimasak untuk sarapan besok. Maka di tengah malam pengurus panti keluar untuk memohon kepada Allah,” tuturnya.
”Sengaja di luar supaya pandangannya tidak terhalang bangunan. Langsung terhubungkan dengan langit. Meminta kepada Allah. Ya Allah, malam ini sudah tidak ada beras buat sarapan pagi untuk anak-anak yatim. Kami serahkan mereka kepadamu,” cerita Saad sambil berlinang air mata.
Menjelang Subuh ada mobil boks datang membawa beras satu kuintal, maka pagi itu anak-anak bisa sarapan. ”Kayak beginilah kehidupan. Maka Allah akan urus anak yatim. Tetapi kalau anak yatim diurus oleh Allah, kita tidak akan dapat bagian untuk anak yatim. Jangan sampai kita menelantarkan anak-anak yatim sampai tidak bisa sarapan,” pungkasnya.
Penulis Nashiiruddin Editor Sugeng Purwanto