Jangan Merasa Kecil Berjuang di Muhammadiyah, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Magetan Supriadi.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Magetan melaksanakan Konsolidasi dan Pembinaan PDM Magetan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ahad (29/5/2022). Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Serbaguna Panti Asuhan Muhammadiyah Jalan Salak Magetan.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka menjalin silaturrahim antara PWM dengan PDM dan seluruh AUM serta Ortom di Kabupaten Magetan. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua PWM Jatim Dr KH M Saad Ibrahim MA dengan mengambil tema Percaya Diri dan Bergembira dalam Ber-Muhammadiyah. Juga dihadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Jatim Dr Ahmad Basuki Babusalam SH MH yang merupakan Kader Muhammadiyah asli dari Magetan.
Acara dihadiri 250 orang dari PDM, PDA, PDPM, PDNA, IPM, Tapak Suci serta Pimpinan AUM yang ada di Kabupaten Magetan. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meng-upgrade semangat dalam berjuang di Muhammadiyah agar kader Muhammadiyah di Magetan dapat bertambah kualitas, kuantitas dan makin bertambah banyak lagi AUM di Magetan.
Kegiatan ini diawali dengan berbagai penampilan dari perwakilan AUM dan Ortom, diantaranya Dai Kecil (TK ABA 1 Magetan), Atraksi Seni dan Beladiri (Tapak Suci Magetan), serta penampilan dari 2 AUM baru yaitu Hafalan Surat Pendek dan Lagu Hafidh Quran (MI Muhammadiyah 1 Panekan), serta Pentas Seni Drama (MTs MBs Barat). Dari berbagai penampilan tersebut, membuktikan bahwa di sekolah Muhammadiyah tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbagai ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat siswa.
Resmikan 12 Gedung
Ketua PDM Magetan Drs H Sumino MPd menyampaikan berbagai progres kegiatan yang sudah dilakukan PDM diantaranya pembangunan berbagai gedung AUM yang dibuktikan dengan penandatanganan 12 prasasti oleh Ketua PWM Jatim.
“Yaitu Muhammadiyah Center Darmondari (PDM Magetan), Gedung Serbaguna Panti Asuhan Muhammadiyah Magetan (PDM Magetan), Masjid Markaz Al Khoir Al Islami (PDM Magetan), Masjid Hj. Siti Salamah (PCM Barat), Masjid Al-Quddus (PCM Karangrejo) dan Masjid Al-Furqon (PCM Sukomoro),” ungkapnya.
“Kemudian Masjid Tahfidh (PCM Ngariboyo), Gedung Pondok Tahfidhul Quran (PCM Ngariboyo), Masjid Al-Furqon (PCM Panekan), Masjid Al Muttaqin (PCM Panekan), Gedung Dakwah Muhammadiyah (PCM Panekan) dan Gedung Dakwah KH AR Fachruddin Muhammadiyah (PCM Poncol),” tambahnya.
Selain 12 gedung tersebut, lanjutnya, juga masih ada beberapa yang saat ini masih progres pembangunan. Yaitu Masjid di PCM Bendo, Taman Pendidikan al-Quran di PCM Takeran, Gedung Dakwah PCM Sukomoro, MTs Tahfid PCM Ngariboyo dan Panti Asuhan Muhammadiyah PCM Barat.
“Hal ini sebagai bukti bahwa PDM Magetan berusaha eksis dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah di Magetan. Meskipun masih banyak mimpi-mimpi besar yang akan diwujudkan diantaranya membangun universitas dan rumah sakit,” ujarnya.
Terpanggil Besarkan Muhammadiyah
Sementara itu Dr Ahmad Basuki Babusalam saat diberikan kesempatan berbicara menyampaikan rasa canggungnya ketika harus duduk di depan para Pengurus Muhammadiyah Magetan.
“Saya merasa canggung duduk di sini di hadapan para guru-guru kami, karena merasa masih perlu banyak belajar dari para sesepuh Muhammadiyah Magetan. Dalam kesempatan ini, saya mohon doa restu dan dukungan untuk mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Jatim 7 (Dapil Mataraman). Sebagai kader asli Magetan, Kami merasa terpanggil untuk bersama-sama membesarkan Muhammadiyah Magetan,” ungkapnya.
“Cita-cita besar tersebut tentunya akan bisa terwujud berkat adanya bantuan dan kerjasama dari semua elemen, yang tentunya tak lepas dari peran warga Muhammadiyah. Kami akan berusaha maksimal dan selalu berdoa kepada Allah SWT, karena doa tanpa usaha, ibaratnya bagaikan memanah tanpa busur,” imbuhnya.
Rela Sertifikat Jadi Jaminan Hutang
Mengawali kegiatan konsolidasi dan pembinaan, Saad Ibrahim menyampaikan pesan dengan mengutip apa yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Prof Haedar Nashir pada saat resepsi Milad.
”Kiprah Muhammadiyah harus mampu menghasilkan gagasan dan ide-ide yang luar biasa. Dalam mengurus Muhammadiyah harus berkeyakinan bahwa kita mengurus sesuatu yang besar. Muhammadiyah adalah organisasi besar maka dari itu jangan pernah merasa kecil dalam berjuang di Muhammadiyah,” katanya.
Di Muhammadiyah, sambungnya, orang menggunakan nama besar organisasi untuk kepentingan umat. Kita tidak boleh memanfaatkan nama besar Muhammdiyah untuk membesarkan diri sendiri atau mencari keuntungan pribadi.
“Sebagai contoh, banyak pimpinan Muhamamdiyah dari tingkat ranting, cabang dan daerah yang rela menjadikan sertifikat tanahnya sebagai jaminan hutang untuk membeli tanah. Membangun AUM, rumah sakit demi kepentingan Muhammadiyah. Dan setelah jadi bangunan akan diserahkan kepada Muhammadiyah, bukan menjadi milik pribadi,” terangnya.
Terakhir Saad Ibrahim menyampaikan nasihat untuk memotivasi pengurus dan Pimpinan Muhammadiyah Magetan. Jika ingin besar maka harus berfikir yang besar. Bangunlah mindset untuk berpikir ke depan. Kita ini berada di organisasi besar, maka jangan hanya berpikir yang kecil.
“Saat yang lain belum mempunyai universitas tingkat internasional, Muhammadiyah sudah memulainya, dengan membangun Universitas Muhammadiyah tingkat internasional di Malaysia dan Australia. Selain itu juga banyak berdiri Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara, baik Asia, Eropa maupun Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa kiprah dakwah Muhammadiyah tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi sampai ke penjuru dunia,” tuturnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.