PWMU.CO – Masyarakat madani adalah hasil dari sejarah yang panjang. Ketua Komisi Hubungan Ulama-Umara MUI Jawa Timur Budiono mengatakan hal itu dalam pembukaan Darul Arqom Madya (DAM) bertema “Transformasi Gerakan IMM Menuju Masyarakat Madani”, yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Surabaya, Selasa (7/2).
Menurut Budiono, bangsa Indonesia telah kembali kehilangan jati diri sebagai bangsa yang merdeka. Karena secara tidak langsung telah menghapus cita-cita menuju masyarakat madani seperti yang terdapat dalam UUD Piagam Jakarta 1945. “Anak muda harus berkobar semangatnya, karena tanggung jawab bangsa, termasuk mewujudkan masyarakat madani, adalah tugas dari kalian semua,” kata dia.
(Baca: Advokasi IMM pada Warga Terpinggirkan di Keputih Surabaya Diapresiasi Dinas Sosial)
Menurut Ketua Umum PC IMM Surabaya Bahrul Amiq, acara yang diselenggarakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya, selama 5 hari (7-11/2) ini punya 3 tujuan khusus. Yaitu, pertama, membentuk kader ideologis sebagai transformasi sosial. “Tujuan kedua adalah menumbuhkan sikap kritis kader dalam menyikapi problematika sosial, dan ketiga, membentuk kader madani,” ucapnya.
Amiq berharap, dengan tujuan khusus DAM itu, akan lahir kader IMM yang kritis dan tanggap dalam menyikapi problematika-problematika sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini.
Ketua Pelaksana DAM Surabaya Amam Fahrur, menyampaikan, IMM sebagai organisasi mahasiswa Islam, memiliki tanggung jawab sosial yang besar dalam memainkan arah rekayasa perubahan, termasuk mewujudkan masyarakat madani. “Semoga 43 Peserta DAM yang berasal dari berbagai kota di Indonesia ini bisa menyerap dan mengaplikasikan materi-materi dari DAM Surabaya”, tuturnya.
(Baca juga: Ketika IMM Bangkit di Kampus Teknik Negeri Kebanggaan Surabaya)
Lahirnya kader-kader progresif tersebut, tambah Amam, merupakan keniscayaan dalam membangun peradaban baru bagi bangsa Indoneisa. “Sebab bukan hanya akan menghadapai tantangan dari luar, berupa neo-liberalisme yang merupakan bagian dari neo-imferialisme, tetapi juga para penguasa yang dhalim, yang tidak berpihak pada rakyat kecil,” papar Sekretaris Bidang Kader PC IMM Surabaya ini.
Dengan mengutuip ekonom AS Michael Porter, Amam mengatakan bahwa bangkitnya suatu bangsa membutuhkan modal sosial, berupa kesadaran masyarakat dalam membangun bangsanya.
(Baca juga: Dalam Aksi Bela Rakyat 121, Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya Soroti 3 Krisis yang Melanda Indonesia)
“Pengkaderan Darul Arqom Madya Surabaya ini menggunakan alur diamond, yang bertujuan memberikan wacana dari sempit, meluas, kemudian mengerucut kembali agar peserta lebih mampu mengasah wawasannya dan mampu berfikir untuk menstransformasi gerakan IMM menuju Masyarakat Madani,” kata Zaki, Master of Trainer (MoT) DAM Surabaya.
Ketua pendiri STIFAR Muhammadiyah Bangka Belitung Mahfud bertindak sebagai keynote speaker pada DAM yang diprogram untuk membentuk kader IMM yang mempunyai kapasitas keilmuan dan kepemimpinan yang berkualitas. (Dwi Putri Miftahus Sa’adah)