Operasi Bocor
Gerakan FPI Reborn langsung mendapat reaksi keras. Usut punya usut akhirnya diketahui bahwa kelompok ini adalah kelompok pendemo bayaran lengkap dengan honor harian. Seseorang yang disebut sebagai pemimpin FPI Reborn sudah membuat pengakuan dalam pernyataan yang disiarkan di media sosial bahwa dirinya merasa dijebak oleh seseorang.
Ada seseorang yang mendatanginya dan mengundangnya untuk memberi doa pada sebuah acara. Ketika tiba di lokasi ternyata sudah ada massa yang melakukan demonstrasi lengkap dengan mobil komando ala FPI. Tak pelak operasi ini bocor. Ada yang menduga ada sekelompok orang yang sengaja membuat skenario menampilkan FPI Reborn untuk mendiskreditkan Anies.
Politisi Muhammad Taufik mencurigai ada operasi intelijen yang sengaja menciptakan FPI Reborn. Taufik mendesak polisi untuk mengusut dan menangkap pelakunya. Tidak selang lama di media sosial muncul profil seseorang yang diduga sebagai makelar demonstrasi FPI Reborn. Dia sudah berpengalaman menggalang demonstrasi sejenis ini, dan orang ini mempunyai track record sebagai anti-Anies Baswedan.
Polisi didesak untuk bertindak tegas. Modus operandi semacam ini dianggap bisa mencederai demokrasi. Polisi pasti tahu siapa penggerak demontrasi ini, karena koordinator demo harus memberi tahu polisi sebelum demonstrasi dilakukan. Menangkap pelaku demonstrasi palsu ini tidak akan sulit bagi polisi. Ada yang penasaran mengapa polisi bisa memberi izin kepada organisasi yang sudah dibibarkan.
Serangan ke Anies
Demonstrasi ini menjadi bagian dari gelombang serangan terhadap Anies. Hanya sehari berselang setelah pelaksanaan balapan Formula E, gelombang serangan dimulai. Kemunculan FPI Reborn terlihat sebagai serangan yang memakai peluru lama untuk menembak Anies. Para kritikus Anies selalu mengaitkannya dengan politik aliran. Tema ‘’ayat dan mayat’’ kembali dimunculkan untuk menyerang Anies.
Setelah serangan FPI Reborn muncul lagi deklarasi ‘’Majelis Sang Presiden’’ di sebuah hotel di kawasan Pancoran, Rabu (8/6/22). Sekelompok orang dengan pakaian gamis putih mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Sebelum deklarasi dilakukan terjadi ketegangan karena di panggung ada bendera Tauhid berwarna hitam yang identik dengan HTI. Terjadi ketegangan antara panitia dan beberapa orang peserta. Bendera Tauhid itu kemudian diturunkan dari panggung.
Pelaksanaan pilpres masih dua tahun lagi. Tapi perang antara para pendukung masing-masing kandidat sudah semakin keras. Isu politik aliran yang menimbulkan polarisasi sejak pilgub DKI 2017 sampai pilpres 2019 kembali dimunculkan. Masuknya Prabowo dan Sandiaga Uno ke kabinet Jokowi ternyata tidak mengefek terhadap upaya penghilangan polarisasi itu.
Ketika masuk kedalam kabinet Jokowi, Prabowo mengatakan bahwa ia ingin mempersatukan bangsa yang terpecah. Alih-alih mempersatukan, polarisasi terasa makin keras menyengat. Polarisasi lama yang memunculkan kelompok kaceb, kadrun dan cebong, sekarang semakin menajam. Polarisasi memasuki dimensi baru dengan munculnya spekulasi kerenggangan antara Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.
Semula isu kerenggangan itu hanya lamat-lamat saja, tapi semakin lama semakin jelas terdengar. Asap yang sebelumnya tipis sekarang makin menebal. Api yang menjadi penyebab munculnya asap belum sepenuhnya terungkap, tapi sudah semakin jelas kelihatan.
Megawati ingin meminta kembali mandat yang sudah diberikan kepada Joko Widodo. Mega ingin menegaskan perannya sebagai the king maker atau the queen maker pada pilpres 2024. Jokowi punya ide lain. Dia ingin menjadikan dirinya sendiri sebagai the king maker juga. Ia disebut-sebut sudah menyiapkan sekoci untuk itu.
Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar-PAN-PPP, disebut-sebut sebagai sekoci baru yang disiapkan oleh Jokowi untuk mengusung ‘’the king’’ yang disiapkannya. Ganjar Pranowo disebut-sebut sebagai ‘’the designated king’’, sang raja yang dipersiapkan oleh Jokowi. The war of the king makers, makin seru dengan munculnya Surya Paloh yang juga ingin menjadi the alternative king maker. Perang paling seru akan terjadi antara Megawati versus Jokowi.
Salah satu ganjalan terbesar yang dihadapi Jokowi dalam memuluskan skenrio ini diperkirakan muncul dari Anies Baswedan. Perang di antara para king makers itu sudah mulai terasa panasnya sekarang.
Kemunculan FPI Reborn adalah letupan kecil dari ledakan-ledakan besar yang bakal menyusul. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni