PR Penguasa
Perhatikan lagi sebab jatuhnya Spanyol. Tampak, bahwa penyakit cinta dunia tak hanya merupakan urusan pribadi yang implikasi negatifnya terasakan ke masing-masing individu. Tapi, penyakit itu jika menghinggapi banyak orang akan berpengaruh besar dalam skala yang luas.
“Dengan demikian,” kata Natsir, “penyakit cinta dunia memang bukan semata-mata merupakan permasalahan dakwah yang harus dihadapi para muballigh atau dai. Tapi, sudah merupakan permasalahan nasional.”
Penyakit cinta dunia, lanjut Natsir, merupakan masalah sosial, budaya, dan bahkan politik. Selanjutnya, inilah nasihat Natsir: “Untuk itu, terpulanglah kepada para pengambil keputusan untuk mengatasinya.” (2019: 70).
Sejarah dan Ibrah
Masa dipergilirkan antar-umat manusia (Ali Imran 140). Ada pasang naik dan surut.
Sejarah telah dan akan menggelar dua potret, kejayaan dan kehancuran. Kejayaan harus diperjuangkan yaitu oleh mereka yang punya keberanian, yang bersaksi bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah”. Mereka yang tak ragu-ragu bahwa kebenaran datangnya dari Allah. Mereka yang yakin sepenuh hati bahwa tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Mereka yang tak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah. Mereka yang mempunyai prinsip bahwa shalat, ibadah, hidup, dan mati, didedikasikan semata-mata hanya untuk Allah.
Sebaliknya, jangan pernah lupa! Semua kejayaan akan rusak dan umat akan menuai kehancuran jika penyakit cinta dunia dan takut mati datang mendera.
Untuk meraih kejayaan, semua yang kita rencanakan, segala amal yang kita lakukan, secara terus-menerus harus diilhami serta dipandu oleh Doktrin Mulia ini: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”(Ali Imran 110).
Belajarlah kepada sejarah! Ambil pelajaran dari apapun yang bisa kita baca, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Hayatilah ayat ini: “Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan/pandangan” (al-Hasyr 2).
Semoga pedoman berdasarkan ayat-ayat di atas dan ditambah nasihat Natsir sebelumnya, bisa memberikan pijakan kuat untuk langkah kita selanjutnya. Semoga Allah mudahkan semua urusan kita, termasuk usaha menjauhi penyakit cinta dunia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni