Jaga Harta Persyarikatan
Maka dia mengimbau agar memelihara sebaik-baiknya, apapun yang mereka miliki sekarang. “Kita berusaha memperkuat, berusaha mengembangkan sehingga kita jangan puas, tetapi kita harus menyongsong masa depan yang lebih baik, lebih maju, perkasa, organisasi kita semakin mapan, aset kita semakin bertambah, dan secara umum kita lebih mampu memberikan manfaat kepada masyarakat!” ajaknya.
Rohmat menegaskan, Muhammadiyah berusaha sebanyak-banyaknya memberikan manfaat kepada masyarakat. “Bersama-sama ingin menjadi khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat kepada orang lain!” tuturnya.
Hal ini menurutnya bisa dilakukan dengan menjaga harta milik persyarikatan yang sangat berharga. Termasuk, ada beberapa hal yang kata dia harus dikawal administrasi dan IMBnya.
“Kita semua yang merasa memiliki! Kalau kita memiliki sekolah atau madrasah, mari kita betul-betul kawal milik kita dengan sebaik-baiknya! Kita pun punya masjid. Mushala kita pelihara sesuai dengan fungsinya. Kita punya cabang, ranting, semua Ortom, mari kita betul-betul perkuat persyarikatan kita, organisasi kita!” nasihatnya.
Kematian dan Pensiun Berjuang
Menutup sambutannya, Rohmat menyampaikan resep agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Dia berpesan, “Masa tua jangan digunakan hanya untuk kepentingan dunia saja! Sesudah pensiun, berpikirlah akhirat!”
Dia juga mengajak jamaah selalu berusaha menyerahkan tenaga dan pikiran untuk berjuang di persyarikatan. “Kita serahkan kepada persyarikatan. Berjuang itu tidak ada pensiunnya, tidak ada istirahatnya,” imbuhnya.
Menurutnya, hanya kematian yang membatasi perjuangan. “Lek wis mati lereno, lek urung mati ojo leren!” tegasnya.
Rohmat akhirnya mengimbau jamaah berusaha meninggal saat sedang berjuang. “Mari kita sumbangkan rezeki kita, kita tidak akan berhenti di satu titik! Jangan pensiun!” sambungnya.
Dia membolehkan jamaah pensiun dari pekerjaannya sebagai pengawas, guru, kepala sekolah, PNS, atau karyawan swasta. “Setelah pensiun ya kembalilah di Persyarikatan dengan lebih hebat lagi, karena kita sudah punya waktu yang lebih longgar dari pada ketika kita berdinas, jangan sebaliknya!” imbau Rohmat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN