Ketua Paguyuban UKM Ajak Santri SPEAM Ikuti Mini Workshop Gratis, liputan kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan Rozzaqul Hasan.
PWMU.CO – Ketua Paguyuban Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Pasuruan Muchamad Hasim mendukung pengembangan program entrepreneur SPEAM. Hal itu diungkapkannya pada saat kongko bersama pengurus paguyuban, pimpinan pondok dan kepala sekolah SPEAM di Mall Pelayanan Publik (MPP) Poncol, Rabu (9/6/2022).
Terbentuknya paguyuban UKM bermula dari keprihatinan Muchamad Hasim dan Ali Ahsani terhadap persaingan dagang yang tidak sehat antar pelaku usaha. Mereka berharap melalui paguyuban tersebut terjalin sinergi antar pelaku usaha sehingga UKM di Kota Pasuruan berkembang dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Pasuruan.
“Logo paguyuban berupa dua bola yang berdampingan yaitu bola besar dan kecil. Ide logo dari Pak Ali. Maksudnya, pelaku usaha yang sudah besar tidak mematikan pelaku usaha kecil. Dan pelaku usaha kecil bisa berkembang menjadi besar,” ungkap Hasim, yang juga pemilik toko Aida Meubel.
Saat ini, lanjutnya, paguyuban UKM sudah mendapatkan dua tempat untuk display barang. Satu di gedung DPRD Kota Pasuruan namanya D’Peer Mart, Muchammad Hasim ketuanya. Dan satu lagi di MPP Poncol dan baru satu bulan berjalan, Ali Ahsani ketuanya.
“Barang UKM di MPP ini persiapannya hanya empat hari. Walikota Kota Pasuruan Gus Ipul (Saifullah Yusuf) memberi perintah pada hari Kamis. Senin tempat ini sudah siap dengan produk-produk UKM. Jadi kalau punya program jangan menunggu pekan depan. Satu pekan itu terlalu lama,” pesannya.
Paguyuban Fasilitasi Program Entrepreneur SPEAM
Santri dan santriwati Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) diperbolehkan mengikuti kegiatan paguyuban UKM. Anak-anak bisa magang di D’Peer Mart dan MPP Poncol, display produk SPEAM, mengadakan Factory Visit atau lainnya.
Hasim menuturkan, anak-anak SPEAM bisa ikut kegiatan mini workshop di tempatnya. Pelatih dan peralatannya disediakan gratis. Apa yang diinginkan tinggal dikomunikasikan. Dan agar ada titik temu SPEAM membuat perencanaan dan kami mengatur kebutuhannya.
“Sebaiknya anak-anak dipetakan dahulu berdasarkan minatnya agar tepat sasaran. Jangan-jangan, ada anak yang tidak suka dengan kayu tapi dipaksa ikut pelatihan perkayuan. Nanti mereka berontak. Minimal diberi empat pilihan yaitu makanan/minuman, craft atau keterampilan, besi, dan kayu,” saran Ali Ahsani.
“Lebih baik lagi dalam satu waktu tidak diisi hanya satu kegiatan. Misalnya jadwal entrepreneurnya hari Senin, maka di waktu yang sama anak-anak dibagi siapa saja yang ikut pelatihan kayu, ketrampilan, magang, dan kunjungan pabrik. Sehingga kegiatannya lebih beragam,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.