PWMU.CO– Bupati Ony Anwar Harsono kangen bersilaturahim dengan Kajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi.
Itu disampaikan Bupati Ngawi Ony Anwar saat memberi sambutan Kajian Ahad Pagi PDM Ngawi bertempat di Pendapa Wedya Graha, Ahad (12/6/2022).
Pengajian ini pertama kali diadakan lagi setelah pandemi Covid-19 dinyatakan mereda. Kajian menghadirkan Dr KH Saad Ibrahim MA, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Menurut Bupati Ngawi, kecanggihan teknologi ternyata tidak mampu menggantikan makna silaturahmi. Maka pertemuan seperti pengajian ini teramat perlu. ”Dahsyatnya perkembangan teknologi harus disikapi dengan bijak,” katanya.
Pengguna medsos, sambung dia, jika tidak hati-hati akan menimbulkan dampak negatif yang berbahaya. Misalnya, menyampaikan kondisi rumah tangga melalui status medsos. Hal itu akan memberikan penafsiran bermacam- macam dan rentan memecah-belah hubungan.
”Meski selama ini medsos menjadi andalan dalam berkomunikasi, ternyata tidak mampu menggantikan suasana seperti adanya silaturahim tatap muka seperti ini,” kata Bupati Ony Anwar Harsono.
Dua Acara
Ada dua acara yang dihelat bersamaan di seputar Pendapa Kabupaten Ngawi pagi tadi. Kajian Ahad Pagi PDM Ngawi dan Pembukaan Car Free Day yang diisi senam massal HUT Ke-664 Kabupaten Ngawi.
Karena dua agenda tersebut panitia kajian mengatur arus lalu lintas agar jamaah bisa masuk pendapa. Pasukan Kokam dan Tapak Suci diterjunkan ikut membantu mengatur arus lalu lintas.
Syaifulloh Huda, Ketua Korps Serba Guna Pimda 094 Tapak Suci Ngawi menjelaskan, jalur menuju pendapat yang biasanya bisa langsung dilewati dengan kendaraan lewat alun-alun, harus memutar dulu. Petugas Kokam dan Tapak Suci yang berada di jalan mengarahkan menuju lokasi.
”Pengamanan Ketua PDM dan PWM saat di panggung dilakukan oleh Kosegu. Sementara untuk Bupati Ngawi oleh Kokam,” kata Ipul, sapaan akrab Ketua Kosegu Ngawi.
Panitia menyediakan 800 kursi untuk jamaah ternyata tidak mampu menampung peserta yang hadir lebih dari 1000 orang dari seluruh kecamatan di Kabupaten Ngawi. Meski panitia telah mengupayakan kursi tambahan, ternyata belum mencukupi. Sebagian jamaah akhirnya menempati pelataran pendapa, gazebo, serambi gedung kesenian, dan mushala.
Klinik Aisyiyah Sine
Turut mendukung kajian ini Klinik Pratama Aisyiyah Sine membuka gerai layanan umat. Dokter Rhea, pimpinan klinik, menyatakan, ini merupakan wujud peduli klinik untuk seluruh masyarakat juga untuk persyarikatan.
Layanan yang diberikan di lokasi kajian adalah cek gula darah, kolesterol, dan asam urat dengan biaya murah.
Penulis Suwarno Editor Sugeng Purwanto