PWMU.CO– Pengajian Yes, Piknik Yes! menjadi pendorong jamaah dari Desa Suruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bringin menghadiri Kajian Ahad Pagi PDM Ngawi di Pendapa Widya Graha, Ahad (12/6/2022).
Ini pengajian tatap muka pertama setelah selama dua tahun masa pandemi Covid-19 diadakan lewat Zoom. Hadir sebagai pembicara Ketua PWM Jawa Timur Dr Saad Ibrahim MA dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono ST MH.
Warga Muhammadiyah yang hadir pun membeludak mencapai 1.000 lebih orang. Pakai sepeda motor, mobil, minibus, dan truk. Seperti jamaah dari PRM Suruh datang menumpang truk.
Rombongan ini berangkat dari Desa Suruh pukul 06.15 sampai sini pukul 07.15 WIB. Mengitari Waduk Pondok Ngawi sejauh 6 Km menuju Pendapa Kabupaten di Alun-Alun Kota.
Acara ini bersamaan dengan pembukaan Car Free Day sehingga truk harus parkir jauh dari alun-alun. Truk mereka parkir di depan gereja karena lokasi parkir yang dekat pendapa sudah penuh.
Bersama-sama jamaah lain yang berdatangan mereka masuk pendapa. Ternyata hadirin sudah memenuhi ruang dalam. Semua tempat seperti pelataran, mushala, taman penuh. Mereka mendengarkan sambutan Bupati Ony Anwar dan ceramah oleh Dr M Saad Ibrahim.
Piknik di Alun-alun
Selesai pengajian mereka bersantai di alun-alun ikut menikmati keramaian Car Free Day. ”Seneng, ngaji sekalian refreshing ke Alun-Alun Ngawi. Bulan depan di sini lagi kami siap,” kata Karyoto, jamaah dari Dukuh Jatisuwak, Desa Suruh, Kecamatan Bringin, Ngawi.
Dia juga rela berdesak-desakan dalam truk untuk ke Ngawi untuk mendengarkan pengajian dari tokoh-tokoh Muhammadiyah. Jamaah ini punya slogan Pengajian Yes, Piknis Yes.
Senada disampaikan Ketua PCM Bringin Muryanto SPd. ”Apresiasi yang luar biasa buat panitia yang telah mempertemukan kami setelah sekian lama tidak bertemu karena pandemi Covid-19,” ujarnya.
Dia menerangkan, PCM Bringin memberangkatkan 157 orang menggunakan dua truk dan 15 sepeda motor. Muryanto juga menyarankan pilihan lokasi jangan di area Car Free Day supaya keramaian tidak menumpuk dengan masyarakat umum dan kesulitan memasuki lokasi acara.
Hadirin yang membeludak yang posisinya jauh dari lokasi tidak fokus mendengar ceramah kurang spiker tidak jelas. ”Jamaah dari Bringin dapat tempat di masjid yang agak jauh dari pendapat. Suara ceramah kurang terdengar,” tuturnya.
Penulis Imam Syamsudin Editor Sugeng Purwanto