Magang Sehari ke UMKM, Santri SPEAM Dapat Ilmu Ini, liputan Dadang Prabowo, kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan.
PWMU.CO – Santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Ma’un Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan mengikuti program magang sehari kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kota Pasuruan. Kegiatan tersebut berlangsung di Mall Pelayanan Publik (MPP) Poncol, Pasuruan, Selasa (14/6/22).
Arvino Lukmanul Hakim, peserta magang santri kelas VIII menyampaikan, kegiatan magang tersebut sangat positif dan bermanfaat, terutama dalam hal memasarkan produk ke konsumen.
Pemilii orang Haegar Jaya, Heny Gratiwa yang juga salah satu penggerak UMKM di bidang minuman herbal mengatakan dalam menawarkan produk ke konsumen, pelaku usaha perlu memperhatikan, setidaknya, dua hal:
Pertama, melihat kebutuhan pasar. Bagi Heny seorang pelaku usaha harus pintar-pintar melihat kebutuhan pasar. Ia mencontohkan dirinya yang berjualan minuman herbal di masa pandemi.
“Sejak beberapa penelitian menyimpulkan bahwa minuman herbal adalah suplemen bagi kesehatan tubuh dan bisa menambah imunitas tubuh di masa pandemi, sejak saat itu saya memproduksi minuman herbal. Karena pasar lagi membutuhkannya,” paparnya.
Beberapa minuman yang berbahan dasar rempah-rempah, seperti jahe, kunyit, beras kencur, ia buat dalam bentuk sirup. Dan meskipun pandemi sudah dinyatakan melandai, ia masih melanjutkan memproduksi minuman tersebut.
Keunggulan Produk
Kedua, mampu menunjukkan keunggulan produk. Selain mampu melihat kebutuhan pasar, hal lain yang harus dimiliki oleh pelaku usaha, lanjut Heny adalah kemampuan menunjukkan keunggulan produknya kepada konsumen.
Konsumen, sambung Heny, memerlukan informasi yang meyakinkan dirinya membeli produk tertentu. Oleh karena itu, pintar-pintarnya seorang pelaku usaha menyampaikan informasi kepada pembeli. Dan informasi yang disampaikan kepada konsumen harus nyata, sesuai fakta. Tidak boleh dilebih-lebihkan, atau diada-adakan.
“Di produk saya ini, keunggulan itu tertulis di bungkus kemasan produk. Sehingga pembeli sudah langsung tahu tentang keunggulanya,” terangnya.
Lain halnya dengan Sumini pemilik brand Inayah Batik. Kepada santri SPEAM, pemilik toko Inayah yang menjual kain batik ini menyampaikan bahwa seorang pelaku usaha haruslah kreatif. Pengrajin batik ini menyampaikan bahwa batik yang ia jual, rata-rata adalah ide kreatifnya ketika melihat bahan yang tersedia di sekitarnya.
Dia menunjukkan kepada santri SPEAM, beberapa kain batik dan sepatu hasil kreasinya yang bermotif daun. Begitu juga motif batik tulis yang bervariasi. Dalam sepekan, lanjutnya, ia dan karyawannya bisa menghasilkan satu sampai enam kain batik dengan motif yang berbeda.
Selain itu, lanjutnya, produksi batik yang ia rintis bukan sekadar untuk berjualan, tapi lebih dari itu, ia ingin mempromosikan budaya lokal kepada konsumen, lewat kain batik. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni