Percayakan Anak di Pondok untuk Bekal dan Keberkahan. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Mari kita percayakan anak-anak kita di pondok pesantren. Kalau kita pondokkan, pasti banyak keberkahan, dan anak-anak kita mendapat bekal untuk mengarungi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Hal itu dikatakan Ahmad Muis, wali dari ananda Fathi Ahmad Al Hajaj Kelas XII MA, di acara Akhirussanah Panti Asuhan (PA) dan Pondok pesantren (PP) Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (11/6/2022).
Dalam sambutanya mewakili seluruh wali santri wisudawan dan wisudawati Al-Mizan kelas XII MA dan IX MTs, Muis mengucapkan rasa syukur bisa menghadiri acara Akhirussanah PA dan PP Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan tahun pelajaran 2021-2022 ini.
“Pada kesempatan ini kita menyaksikan Akhirussanah sekaligus silaturrahim. Putra-putri kita telah dididik di lembaga pendidikan Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan selama enam tahun dan ada yang tiga tahun. Hasilnya tentu sudah kita rasakan,” ungkapnya.
“Di Al-Mizan ini terdapat barokah yang luar biasa. Saya sebagai wali santri mengucapkan syukur alhamdulillah dan berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada dewan ustadz dan ustadzah, serta seluruh pengasuh di PA dan PP Al Mizan ini,” imbuhnya.
Menurutnya, berkat polesan-polesan tangan para ustadz, dan keikhlasan dalam mendidik anak-anak, baik dari tingkat MTs dan MA, sehingga para siswa bisa dikatakan mendapat kesuksesan.
Santri Terbiasa Berpikir Kritis
Di Al-Mizan, kata Muis, anak-anak sudah dibiasakan untuk berfikir kritis dan menulis lewat program wajib yang ada di Madrasah Aliyah yaitu karya tulis ilmiah.
“Ini merupakan program yang luar biasa bagi kami. Dari menulis inilah, kita temukan judul-judul karya tulis ilmiah (paper) dari anak-anak. Nampak sekali bahwa di Al-Mizan ini tidak hanya dididik untuk mempelajari tentang ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu umum,” katanya.
Muis juga mengatakan, para santri sejak kecil diajak untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang di anggap remeh dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita mungkin paham, kita juga bisa membedakan anak-anak yang kita pondokan dengan anak-anak yang tidak kita pondokan,” katanya.
Anak-anak yang berada di Pondok Al Mizan, imbuhnya, tentu memiliki beberapa keistimewaan.
“Pertama, sholatnya terjaga. Kedua, bacaan dan hafalan al-Qur’annya terjaga. Ketiga, ibadah sunnah juga terjaga. Bahkan pada belajarnya juga terjaga. Inilah berkah anak-anak kita, yang kita pondokan di pesantren, khususnya Al-Mizan,” ujarnya.
Ahmad Muis menambahkan, ada orang yang berfikiran sempit dengan mempertanyakan, apa yang dicari di pondok pesantren?
“Bahkan terkadang ada yang mengatakan, lulusan pondok susah mencari kerja. Tentu itu perkataan yang tidak benar,” tandasnya.
“Kita lihat di ranting-ranting Muhammadiyah, ketika khutbah Jumat, masih terjadi banyak kekurangan khotib. Di situlah kita lihat alumni pondok pesantren Muhammadiyah bisa menutupi kekurangan itu,” tuturnya.
Muis mengaku teringat perkataan almarhum yai Abdul Fatah yang mengatakan, Al-Mizan itu kalau lulusannya bisa mengajar ngaji, menjadi guru atau bisa berkhutbah, itu sudah sangat luar biasa.
“Saat ini kita lihat banyak lulusan Al-Mizan yang diterima di perguruan tinggi negeri, bahkan yang di luar negeri juga banyak. Berarti Pondok Al-Mizan ini tidak bisa dipandang sebelah mata,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni