Lincah Mengabdi
Bidang pengabdian Djazman Al Kindi luas. Di bidang jurnalistik, dia pernah menjadi pemimpin umum majalah Suara Muhammadiyah. Juga, pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan Masa Kini.
Di bidang pendidikan, Djazman Al Kindi pernah menjadi pengurus harian Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII). Dia pernah pula sebagai Ketua Umum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Swasta (BKPTS) Jawa Tengah. Pun, pernah menjadi Ketua Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Swasta (BMPTS) Jawa Tengah.
Skala pengabdian Djazman Al Kindi tak hanya di lingkup Muhammadiyah, tapi juga di tingkat nasional. Misal, dia pernah menjadi anggota Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKPTIS) nasional.
Pada 27 September 1989 berdasarkan SK Presiden RI, Djazman Al Kindi diangkat menjadi anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN). Sementara, jauh sebelumnya, dia pun pernah menjadi anggota DPR-GR / MPRS, Utusan Daerah.
Langkah di Muhammadiyah
Djazman Al Kindi punya jejak pengabdian panjang di Muhammadiyah. Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris dan Wakil Ketua PP Pemuda Muhammadiyah. Pernah menjadi Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Di PP Muhammadiyah Djazman al-Kindi pernah menjabat sebagai anggota Majelis Hikmah seksi Pembinaan dan Bimbingan, sekaligus Ketua Biro Kader (1968-1971). Lalu, sebagai Sekretaris (1971-1974). Kemudian, Ketua Biro Organisasi dan Kader untuk dua periode (1974-1978 dan 1978-1985). Pun, Ketua Majelis Dikti Litbang (1985 1990).
Peran sebagai penggagas sekaligus pelaksana terus dijalani Djazman Al Kindi. Dia berperan penting di balik terbentuknya Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (MPTPP) PP Muhammadiyah pada 1986.
Semula, lembaga tersebut bernama Majelis Pendidikan dan Pengajaran (MPP). Kemudian, mengingat Perguruan Tinggi Muhammadiyah saat itu terus berkembang pesat maka namanya diubah menjadi MPTPP dan Djazman Al Kindi menjadi ketuanya di periode pertama yaitu 1986-1990.
Sebuah Kesaksian
Dengan jejak panjang kebaikan dan prestasi yang telah Djazman Al Kindi perlihatkan itu, maka wajar jika datang apresiasi kepadanya. Salah satunya, dari Busyro Muqoddas.
Bagi Busyro Muqoddas, Djazman al-Kindi adalah tokoh Muhammadiyah yang memiliki pemahaman yang utuh tentang Muhammadiyah. Hal ini, berdasarkan perannya dalam melahirkan banyak terobosan di Muhammadiyah.
Semua, “Itu tidak mengherankan, mengingat pengalamannya sebagai kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang pernah memimpin Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), bahkan menjadi salah seorang ‘bidan’ kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan IMM,” kata Busyro Muqoddas.
Berbagai pengalaman Djazman Al Kindi, lanjut Busyro Muqoddas, telah mengantarkannya pada pemahaman Muhammadiyah secara relatif lebih utuh. Tentu, termasuk pengalamannya sebagai Sekjen PP Muhammadiyah hasil Muktamar Ke-37 Muhammadiyah dalam usia yang relatif sangat muda (baca: Mengenal Djazman al-Kindi Putra Penghulu Keraton-sang Pendiri IMM)
Kader, Teruskanlah!
Djazman al-Kindi dikenal kritis atas berbagai persoalan yang ada. Dia kritis, misalnya, dengan banyak menggulirkan pemikiran-pemikiran positif bagi pengembangan Muhammadiyah, baik di masa yang sedang berjalan maupun di masa-masa ke depan.
Pikiran kritis dan konstruktif dia, tak hanya di lingkup Muhammadiyah saja. Di skala nasional, dia juga terlihat sangat peduli terhadap banyak persoalan seperti di aspek pendidikan, kondisi umat Islam serta bangsa.
Djazman Al Kindi wafat pada 15 Desember 2000 dan dimakamkan di Yogyakarta. Kepergiannya, adalah sebuah kehilangan yang berarti. Hal ini antara lain karena almarhum pernah dinobatkan sebagai Bapak Pengaderan Muhammadiyah. Sebutan itu memang patut diterima oleh seorang pemilik ide sekaligus lalu dilaksanakannya perkaderan secara formal, berjenjang, sistematis dan massif di Muhammadiyah.
Semoga kader-kader Muhammadiyah tak pernah lupa kepada perjuangaan Djazman Al Kindi. Lalu, hal yang lebih penting, semoga kita semua terus istikamah menghidup-hidupkan Muhammadiyah lewat berbagai peran dan kontribusinya masing-masing. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni