PWMU.CO– Empat pilar pendidikan menuju bangsa maju disampaikan oleh narasumber Bagus Sanyoto MPsi dalam acara Parenting dan Sosialisasi Program Sekolah Tahun Pelajaran 2022-2023 di Auditorium SD Muhammadiyah 11 Dupak Bangunsari Surabaya, Sabtu (18/6/2022).
Di awal paparan, Bagus Sanyoto mengajak komunikasi beberapa anak yang hadir. Dia duduk santai di bibir panggung, mulai bertanya tentang nama, alamat, dan umur. Dengan lugu dan ceria anak-anak SD Muhlas menjawab pertanyaan dan mengikuti setiap instruksi yang diberikan.
Lalu dia berkata kepada hadirin,”Dari sinilah saya mencontohkan lebih dekatlah dengan anak, sering-seringlah mengajak ngobrol santai dan masuk ke dalam dunianya.”
Bagus lalu memberi tantangan berhitung. Salah satu siswa ditanya, apakah di TK sudah diajari Matematika?
”Tidak. Kita diajari berhitung,” jawab spontan seorang anak. Sontak jawaban itu memancing gelak tawa undangan.
Laludia menampilkan slide demi slide materi parenting. ”Pendidikan yang pertama adalah di rumah. Ibulah yang memegang kendali penting,” ujar Bagus.
Menurut dia, dari ibulah seorang anak banyak belajar hal baru dalam hidupnya. Belajar mulai berbicara, belajar cara memakai pakaian sendiri, belajar cara makan, melatih motorik kasar dan halus. ”Hal-hal tersebut dimulai dari seorang guru yang hebat tidak lain seorang ibu,” tandasnya.
Ibu adalah pengajar, pembimbing, serta penasihat bahkan pengayom terbaik bagi anaknya. ”Ketika seorang anak tengah bingung tidak tahu arah, ketika seorang anak tengah ada masalah, ketika seorang anak tengah gundah dan gelisah maka ibu adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan isi hati. Bahkan, tempat solusi akhir bagi anak-anaknya,” tuturnya.
Belajar dengan Gembira
Pembicara yang ber-HP non android ini kemudian menyampaikan materi empat pilar pendidikan menuju bangsa maju. Pertama, guru terus belajar. ”Guru tak boleh berhenti belajar, teruslah menggali dan mencari ilmu terkini, dan senantiasa memahami perkembangan siswa masa kini,” katanya.
Kedua, siswa rajin belajar. Siswa merasa fun, senang, dalam belajar. Kultur belajar sebagai kebutuhan bukan paksaan.
Ketiga, orangtua peduli belajar. Orangtua harus bisa jadi pendamping belajar di rumah, memahami kesulitan belajar anak. Orangtua harus menjaga motivasi anak agar terus proaktif untuk belajar.
Keempat, masyarakat cerdas terpelajar. Masyarakat harus maju dan beradab, yaitu masyarakat yang terdiri dari warga yang berciri intelektual (cerdas belajar), mampu bersaing dan tidak terpuruk di tingkat global.
Dia memotivasi sekolah dan orangtua tentang kesadaran bersama dan mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap pembentukan karakter serta kompetensi anak.
Hadir di acara parenting ini Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Krembangan Dr Irwan Syahril MSi, Kepala SMP Muhammadiyah 11 (SMP Muven) Arif Himawan MPdi, dan Kepala SD Muhlas Mursiah SAg.
Penulis Muriyono Editor Sugeng Purwanto