Bisakah Aku Menirumu Kiai, Puisi KH Dawam Shaleh di Wisuda STIQSI; Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an dan Sains (STIQSI) Al Ishlah Paciran Lamongan mengadakan wisuda di Komplek Ponpes Al Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Rabu (15/6/2022).
Wisuda perdana ini diikuti oleh 22 mahasiswa: 18 perempuan dan 4 laki-laki.
Pengasuh Ponpes Al Islah Sendangagung Lamongan KH M Dawam Shaleh menangis terharu, karena pondok ini telah berdiri 30 tahun lalu. Rasa haru juga disebabkan karena STIQSI Al Islah telah berdiri 5 tahun lalu. Waktu itu pendiriannya dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin dan beberapa rektor.
Kiai Dawam, panggilan akrabnya, bercerita saat di Gontor pada akhir November 1966. Lalu pada tahun 1967 ada wisuda Institut Pendidikan Darussalam (IPD).
“Di situ ada wisuda IPD pertama yang jumlahnya 9 orang,” cerita dia.
Dia mengetakan, mengingat kisah itu dia bersukur karena wisuda perdana STIQSI meluluskan 22. “Seperti Gontor, kiai-kiainya pun tidak pernah berpikir kuantitas atau jumlah. Berpikir soal dunia. Tapi sekarang bukan main,” ujarnya.
Dia menambahkan, “Yang saya pikirkan adalah kemampuan mutunya, seperti yang saya katakan pertama kali di wisuda IPD Gontor tahun 1967 itu. Ada salah satu di antara mereka yang sekarang menjadi orang terkenal yaitu KH Syukron Makmun Bia,” ungkap dia.
Kemudian Kiai Dawam menceritakan, kenapa kampusnya diberi nama Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains. “Ini karena terinspirasi dua tokoh yaitu Pak Agus Purwanto dan Bapak Muhammad Shodiq, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indinesia yang datang ke sini membawahkan buku tentang hubungan al-Qur’an dan sains,” terang dia.
Kemudian STIQSI mempunyai misi seperti yang ada di hymne karangan Rektor STIQSI Dr Piet Hizbullah Khaidir MA. Yaitu: engkau pilar peradaban Islam/engkau tempat generasi zaman/menempah diri/ memimpin seribu zaman/al-Quran hati kami/al-Quran pikiran kami/al-Quran ruh kami/al-Quran jiwa raga kami/majulah jayalah menyongsong kemajuan zaman/majulah jayalah untuk Indonesia.
Baca sambungan di halaman 2: Baca Pusi