Baca Puisi
Di tengah sambutannya Kiai Dawam membaca puisi sebagai berikut:
Bisakah Aku Menirumu Kiai
Bergerak di atas sajadah suci
dari kamar terkunci
menuju langii tinggi
merintis pesantren naungan para santri
Di sini mereka mengaji,
berjanji dan bermimpi
di dataran nan sunyi sepi
tak ada genteng dan batu batah walaupun sebiji
Akupun seolah melangkah sendiri
sepertimu kiai (kiai Gontor)
aku tak ingin memiliki gemerlap dunia ini
tapi aku ingin memberi segala yang aku miliki
Ternyata Allah memberi lebih dari cukup kebutuhanku sehari-hari
30 tahun pesantren ini berdiri
kini bernaung lebih dari 2000 santri|
15 gedung bersusun telah berdiri dengan satu masjid megah dan taman asri
Sepertimu kiai
aku tak mengundang mereka datang kemari
tak pasang iklan di majalah dan televisi
tak pasang sepanduk di jalan jalan agar mengerti
Tapi berduyun mereka datang menyantri
yang aku lakukan hanyalah ikhlas Istiqomah mengabdi
tak henti mengimami shalat setiap Subuh hari
memberi ceramah lalu mengajar tanpa mikir gaji
Yang aku pikir hanyalah agar santri-santri ini jadi bertakwa, berilmu,
bermanfaat dan sukses di kemudian hari
ya Allah hanya ridhamu yang kucari
dan generasi seteruspun bisa mengerti ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni