PWMU.CO– Food truck terparkir di arena Jambore Ambulance Muhammadiyah di Argo Tekno Park Ngrambe Ngawi, Sabtu-Ahad (18-19/6/2022).
Jambore Ambulance Muhammadiyah ini diikuti 120 peserta dengan 60 mobil ambulans dari Lazismu dan amal usaha. Juga datang perwakilan ambulans dari DI Yogyakarta dan ambulance Alphard dari Klaten Jawa Tengah.
Sementara dua food truck yang hadir di arena jambore itu milik Lazismu Jawa Timur dan Lazismu Ponorogo. Dua kendaraan ini yang menyediakan konsumsi untuk peserta. Ketika food truck dari Lazismu Ponorogo datang membawa gorengan, pisang godok, telo godok, kopi susu yang diserbu peserta.
Setelah acara sarasehan, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Djatmiko dan Ketua DPRD Heru Kusnindar mengunjungi food truk Lazismu Jatim. Wakil Bupati Antok mencicipi masakan Mi Healty, susu, kopi produk Lazismu Jatim. ”Enak juga mi healty-nya,” katanya.
Ahmad Syaiful, anggota Lazismu Surabaya yang juga juru masak di food truck atau disebut juga Kendara Saji Makanan menjelaskan, kendara saji makanan biasanya dipakai untuk operasional kesiapsiagaan kebencanaan. ”Fungsinya sebagai dapur umum di daerah bencana,” jelasnya.
Kini hadir di Jambore Ambulance juga sebagai dapur umum. Peserta dan pengunjung bisa menikmati produk-produk makanan olahan Lazismu Jawa Timur. Ada air mineral dan Mi Healty.
Mi ini, kata dia, bahan dasarnya tepung Mocaf (Modified Cassava Flour). Jadi beda dengan produk mi di pasaran yang berbahan terigu. Mie Healty bebas bahan kimia. Karena itu masa kadaluwarsanya pendek.
Rendangmu
Ketua Lazismu Jatim Drh Zainul Muslimin menuturkan, ada lagi produk Rendangmu merupakan hasil olahan dari hewan kurban. Tujuannya untuk ketahanan pangan. Disebarkan kepada fakir miskin dan daerah bencana.
”Salurkan hewan kurban ke Lazismu Jatim manfaatnya bisa panjang dan luas,” katanya. Apalagi di masa pandemi penyakit mulut dan kuku (PMK) sekarang ini berkurban lewat Lazismu paling aman Sebab punya peternakan sapi sendiri di Magetan yang bersih dan halal bebas penyakit.
Dia menerangkan, tahun ini tempat penyembelihan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Magetan dan Blitar. Tahun-tahun berikutnya pemotongan hewan bisa dilaksanakan di daerah yang sudah ada RPH-nya.
”Proses kegiatan ekonomi dari kurban ini bisa merata ke semua daerah. Kurban kita itu harus menjadi inovasi dan percontohan. Daging kurban tahun ini bisa dimanfaatkan untuk satu tahun ke depan atau bisa bertahan sampai tahun berikutnya,” ujarnya. (*)