Penulis yang Baik adalah Pembaca yang Baik
Di awal penyampaiannya, Direktur Penerbit Kanzun Book ini mengajak peserta untuk rajin membaca. Menurut dia, semangat membaca dan menulis telah diinspirasi oleh al-Quran 14 abad lalu melalui surat al-Alaq dan al-Qalam.
Bahkan motto IPM sendiri adalah Nun, walqalami wama yasturun. Nun, demi pena dan apa-apa yang ditulisnya. Fatoni mengatakan ayat itu memotivasi umat Islam untuk menulis. Dan menulis sangat berkaitan dengan membaca, yang inspirasinya ada di lima ayat pertama surat al-Alaq.
“Penulis yang baik adalah pembaca yang baik,” begitu ketika dia membuka materi yang bertajuk Citizen Journalism itu. Dia pun bertanya pada beberapa peserta, kapan terakhir membaca buku dan apa judulnya.
Fatoni menjelaskan, karena perintah iqra dalam surat al-Alaq tersebut tidak menyebutkan objeknya, maka dapat diartikan membaca di sini bermakna luas.
“Bisa membaca teks dalam buku, majalah, atau teks lainnya di dunia digital. Lebih dari itu iqra berarti membaca alam semesta dan lingkungan sosial,” ujarnya. Bahkan, menurutnya, tulisan yang berasal dari hasil ‘bacáan’ pada masyarakat seringkali lebih menggugah sebab tidak normatif atau teoritis.
Oleh karena itu, Fatoni mengajak kader IPM untuk banyak bergaul dengan masyarakat luas, agar menemukan ide-ide inspiratif sebagai bahan tulisan feature news yang menarik. Dia menjelaskan secara singkat, feature news adalah berita yang menekankan pada human interest atau sisi kemanusiaan. Berbeda dengan straight news atau berita langsung yang lebih teknikal dan to the point.
Di musim haji ini misalnya bisa menulis feature news yang aktual tentang calon jamaah haji dari masyarakat kecil yang bisa berhaji karena menabung puluhan tahun. “Dan banyak lagi sisi kemanusiaan yang bisa menjadi bahan tulisan,” katanya.
Pria kelahiran Lamongan tahun 1969 itupun tidak hanya menjejali peserta dengan teori. Akan tetapi dia mengajak learning by doing. Begitu pemaparan selesai, ia mengajak peserta untuk praktik membuat lead atau teras berita.
Sebelumnya dia mengajari langkah-langkah dasar menulis berita. Salah satunya yang bisa dipraktikkan—karena dia hanya diberi waktu berbicara 1 jam—adalah membuat lead berita.
Antusias peserta luar biasa. Tak hanya mendeskripsikan unsur-unsur lead berita dari 5W1H, tetapi mereka langsung membuat lead berita. Dan peserta yang berhasil mengirim penulis lead pertama adalah Adinda Cikita Umi, siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Lead yang dia tulis berbunyi: “Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Surabaya menyelenggarakan Kelas Menulis Jilid Pertama yang bertajuk citizen journalism di Coridor Coworking Siola pada Minggu (16/6/2022).
“Bagus, tolong panitia kasih hadiah ya,” komentarnya.
Fatoni juga mengimbau peserta untuk merawat semangat menulis, termasuk di media internet, karena menurutnya, sekarang ini Muhammadiyah masih tenggelam di dasar Google.
Maksudnya dalam mesin pencarian materi di internat, sulit menemukan web Muhammmadiyah berada di atas permukaan atau halaman satu. Kebanyakan burada di halaman berikutnya atau paling dasar. (*)