Masjid Muhammadiyah yang Tidak Dimakmurkan Akan Hilang, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Banyuwangi Fela Layyin.
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi menggelar kegiatan Pertemuan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kabupaten Banyuwangi di Aula RSI Fatimah Banyuwangi, Ahad (19/6/2022).
Ketua PDM Banyuwangi Dr Mukhlis Lahuddin dalam sambutannya menyampaikan masjid-masjid Muhammadiyah yang ada di setiap cabang itu harus dimakmurkan. Jangan berlomba-lomba membangun masjid lagi jika masjidnya sudah bagus.
“Tidak usah mengajukan proposal pembangunan. Ayo kita bersama-sama ngopeni atau merawat masjid yang sudah ada. Program kerja PCM itu tidak usah banyak-banyak. Sedikit tapi bermanfaat itu lebih baik dari pada tidak terlaksana sama sekali,” ujarnya.
Jamaah Subuh Seramai Shalat Jumat
Menurutnya salah satu program kerja PCM harus ada kegiatan memakmurkan masjid. Jangan sampai punya masjid bagus tapi minim kegiatan. Masjid-masjid Muhammadiyah harus diramaikan dengan berbagai kegiatan dakwah.
“Jika subuh sudah seperti jumatan maka itulah kekuatan kita. Jumatan selalu ramai, banyak yang datang untuk shalat jamaah, tapi subuhnya sepi. Ayo disamakan bikin subuh seramai jumatan jamaahnya,” ajaknya.
“Jika subuhnya sudah ramai (banyak) jamaah, di situlah letak kekuatan jamaah Muhammadiyah. Sehingga masjid-masjid Muhammadiyah tidak diambil alih oleh jamaah dari organisasi lain. Masjid-masjid yang tidak dimakmurkan oleh jamaahnya mulai hari ini maka eksistensi masjid Muhammadiyah akan hilang,” tegasnya.
Selain digunakan untuk shalat berjamaah, lanjutnya, ramaikan masjid dengan kegiatan pengajian ahad pagi, pengajian Himpunan Putusan Tarjih (HPT), kajian tafsir dan Taman Pendidikan Quran (TPQ). Bahkan jika bisa urusan masjid juga tentang pencarian jodoh. Ini agar kader-kader Muhammadiyah dapat jodoh yang se-visi misi.
“Program kerja PCM yang lain adalah tentang pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), menghidup suburkan Lazismu dan pembinaan anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Juga pemberdayaan ekonomi anggota dengan cara setiap cabang memiliki minimal toko Muhammadiyah,” paparnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.