Tahfidh Santri SPEAM Lulus Uji LPTQ Kemenag Pasuruan, liputan kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan Rozzaqul Hasan.
PWMU.CO – Tahfidh santri SPEAM (Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah) lulus diuji oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pasuruan, Senin (20/6/2022).
Santri kelas IX asal Sidoarjo Zafran Rayyan Ghifari mengikuti ujian di ruang tengah kantor LPTQ, Jalan Panglima Sudirman Kebonagung, Purworejo, Kota Pasuruan. Materi ujian adalah lima juz al-Quran terdiri dari juz 1, 2, 28, 29, dan 30. Dia mengikuti ujian di LPTQ agar bisa memperoleh syahadah tahfidh yang bisa digunakan untuk masuk SMA melalui jalur prestasi.
Ujian dimulai pukul 09.00 wib dengan dua orang penguji, yaitu Badrul Huda dan Arif Arwani. Zafran berada di ruang ujian bersama ibunya dan guru pendamping dari SPEAM.
Sebelum ujian dimulai Arif menyampaikan, LPTQ memiliki standar penilaian. Ada empat kriteria penilaian yaitu nilai di bawah 70 (kurang), 70-79 (cukup), 80-89 (baik), dan 90-100 (sangat baik). Apabila nilainya kurang. Maka syahadah atau sertifikat tidak bisa diberikan.
“Saya doakan hafalan Zafran bertambah sampai 30 juz. Lima juz sudah diselesaikan di SPEAM. Dua puluh lima juz lainnya dituntaskan di SMA,” harapnya.
Pengujinya, lanjutnya, adalah ustadz Badrul Huda. Prakteknya nanti beliau membacakan satu ayat dan Zafran melanjutkan ayat sesudahnya.
“Apabila beliau mengetuk meja satu kali berarti ada kesalahan hafalan sehingga perlu diulang dan diperbaiki lagi. Dan jika mengetuk dua kali berarti hafalan itu sudah cukup. Pertanyaan akan berganti ke ayat lain,” jelasnya.
Sementara itu Zafran meminta untuk diuji sendiri di ruangan tanpa ditemani ibu dan gurunya.
“Saya grogi kalau ada ibu dan ustadz di sini,” ungkapnya sambil tersenyum. Akhirnya ibu dan gurunya pun menunggu di luar ruang ujian.
Lulus Dengan Predikat Baik
Ujian berlangsung kurang lebih setengah jam. Kemudian Arif mempersilakan ibu Zafran dan gurunya masuk lagi ke ruangan. Arif menuturkan, Zafran lulus ujian dengan nilai 89 predikat baik. Kurang satu poin nilainya jadi baik sekali.
“Secara keseluruhan hafalannya bagus. Bacaannya bagus. Suara dan nadanya stabil irama Jiharkah. Tapi tadi ada satu kesalahan, mungkin karena grogi,” ungkap Badrul, penguji utama.
“Tadi seharusnya faman yaktîkum bimâin ma’în. Tapi dibaca mahîn. Bimâin ma’în itu artinya air yang mengalir, tetapi kalau bimâin mahîn artinya air yang hina. Itu saja salahnya,” terangnya.
Setiap huruf yang merangkai lafal itu punya makna tersendiri. Jadi, disamping kita memperhatikan waqaf, kita juga perlu memperhatikan maknanya. Kalau tertukar, maknanya sudah jauh.
“Untuk selanjutnya, orangtuanya perlu mendukung dan memotivasi Zafran agar menambah lagi hafalannya,” pesannya.
Zafran pun memperoleh sertifikat lulus ujian tahfidh al-Quran lima juz dengan predikat baik. Sertifikat dikeluarkan oleh LPTQ yang ditandatangani oleh kepala kantor Kemenag Kota Pasuruan dan ketua LPTQ. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.