PWMU.CO – Seminar Pra-Muktamar Bahas Peran Muhammadiyah dalam Pariwisata Warisan Budaya. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammdiyah Prof Dr Haidar Nashir MSi mengatakan, Seminar Nasional Pra-Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah sangat tepat mengangkat tema: “Muhammadiyah, Pariwisata Warisan Budaya, dan Kemajuan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia”.
Acara diselenggarakan di Convention Hall Kampus Padang Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Kamis (23/6/22).
Untuk itu Haidar Nashir mengajak agar masyarakat Indonesia pada umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya dapat melakukan inovasi dan kreativitas dalam memajukan pariwisata di Indonesia.
“Karena pariwisata bagian dari Muamalah yang harus terus berinovasi sehingga dapat mewujudkan pariwisata berkemajuan dalam menggerakkan sektor ekonomi masyarakat serta dapat memberikan kontribsi dalam memajukan potensi Pariwista di Indonesia,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Suamtera Barat Dr Shofwan Karim Elhussein yang memberikan sambutan dan membuka acara secara resmi.
Mengawali sambutan dia membacakan al-Quran Ali Imran 137.
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
“Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Dia memberikan apresiasi sekaligus berharap seminar tersebut memberikan kontribusi untuk kemajuan Persyaraikatan Muhammadiyah khususnya di Sumatera Barat dan umumnya di Indonesia.
Rektor UMSB Dr Riki Saputra MA menyampaikan rasa syukur dan memberikan apresiasi kepada PP Muhammadiyah atas kepercayaan ini.
Menurutnya, seminar ini wujud nyata dalam memajukan persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan organisasi terbesar di dunia. Hadir juga Wakil Rektor II Dr Mursal MA dan seluruh jajaran sivitas akademi UMSB, Aisyiyah, dan ortom Muhammadiyah.
Peran Strategis Muhammadiyah
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan hadir secara langsung memberikan untuk menyampaikan materi bertema: ‘Muhammadiyah Berkemajuan untuk Memperkuat Wisata Halal di Indonesia’.
Dia menagatakan, salah satu bukti nyata Muhammadiyah berkemajuan, saat ini telah memiliki amal usaha baru yakni: Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Kajian Halalan Thayibah (KHT) Muhammadiyah.
LPH dan KHT dibentuk dengan Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor: 881/KEP/10/D/2018. Lembaga ini telah memperoleh akreditasi dari Badan Penyelenggaran Jaminan Prodak Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia.
Buya Amirsyah menjelaskan, dengan pembentukan dan pengangkatan pengurus LPH-KHT Muhammadiyah, maka ada kewenangan melakukan audit.
“Hasil audit merupakan dasar menetapkan fatwa produk halal oleh MUI. Artinya penetapan fatwa dilakukan setelah adanya laporan hasil pemeriksaan oleh auditor halal dari LPH seperti LPH Muhammadiyah,” ujarnya.
Buya Amirsyah meminta agar sejumlah LPH dapat bekerja secara profesional. “Jadi begitu pentingnya kehadiran LPH yang dimiliki Muhammadiyah terdiri dari sejumlah ahli bidang teknologi pangan, ahli parmasi, ahli hukum Islam dan ahli lainnya,” terangnya.
Oleh sebab itu Buya Amirsyah berharap agar wisata dapat berkembang di Sumatera Barat. Salah satu faktor karena indahnya alam dan citra rasa makanan di Indonesia, seperti di Sumatera Barat, telah menjadi daya tarik industri pariwisata dunia menuju Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia tahun 2024. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni