Strategi Fundraising Online oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Berkemajuan itu semestinya ditandai dengan adaptif terhadap laju teknologi yang sangat cepat. Termasuk di dalamnya digitalisasi. Digitalisasi fundraising.
Sesungguhnya seberapa efektif fundraising online yang kita lakukan dengan menerapkan digitalisasi yang saat ini mungkin sudah kita lakukan?
Sejak tahun 2016 ketika Badan Pengurus (BP) Lazismu Jawa Timur belum punya modal sama sekali untuk menggaji amil dan eksekutif, kita semua yang ada di BP melakukan fundraising dengan cara online lewat WA dan medsos.
Kemudian setelah punya uang, ada uang ZIS (Zakat Infak Sedekah) yang masuk kita mulai merekrut amil profesional. Kita mulai dari satu tenaga admin keuangan. Kemudian ditambah satu lagi tenaga amil yang merangkap BP. Kesemuanya dimaksud agar efisien serta sesuai kemampuan yang kita miliki.
Melihat hasil fundraising online yang kita lakukan mulai membuahkan hasil maka kita mulai ingin punya banyak muzaki yang bisa terus kita tawari dengan program-program kita.
Bahkan saking inginnya punya data muzaki dalam jumlah besar semua grup WA yang ada di HP kita simpan di memorinya.
Evaluasi
Hampir enam tahun kita memantau siapa-siapa yang ada di data kita itu yang responsif menunaikan ZIS ketika kita sodori program-program kita.
Ternyata faktanya
Pertama, mereka adalah orang-orang yang sudah sangat dekat dengan kita. Baik itu teman sekolah, teman main atau teman bisnis.
Kedua, mereka adalah orang-orang yang memercayai kita. Orang-orang yang sangat percaya dengan sepak terjang kita.
Ketiga, mereka punya ikatan emosional yang kuat dengan program kita baik isi programnya dan atau tempat dan sasaran program tersebut.
Jadi seberapapun banyaknya content yang kita share, program-program yang kita share melalui poster, flyer atau video rasanya tetap kurang efektif jika kita tidak punya ikatan emosional yang cukup kuat dengan mereka, para calon muzaki dan atau yang sudah menjadi muzaki.
Apalagi jika kita mendapat stigma sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, punya beban sejarah yang buruk maka dipastikan akan kesulitan mencapai puncak prestasi seperti yang kita inginkan bersama.
Selama kita tidak bisa membangun silaturahim, pertemanan, yang kuat melalui media apapun dengan kalangan high economy class atau big muzaki maka kita tetap kesulitan menjadi jembatan yang kokoh antara aghniya‘ dengan dhuafa. Untuk menjadi pipa yang bisa mengalirkan ZIS dari yang kuat kepada yang lemah.
Menembus Kelas Atas
Ingat siapapun kita rata-rata jaringan pertemanan yang kuat yang kita miliki di antara kita itu secara strata ekonomi dan strata sosial kelasnya tidak jauh dari kita. Oleh karenanya harus betul-betul ada keberanian untuk membuka dan membangun hubungan silaturahim dengan orang yang secara ekonomi dan strata sosial jauh di atas kita.
Untuk itu sangat dibutuhkan amil-amil yang punya nyali sekaligus punya visi serta punya rasa percaya diri yang tinggi untuk menembus pergaulan kelas atas. Bukan malah sebaliknya, amil-amil yang merasa kalah sebelum terjun ke gelanggang.
Amil-amil yang tidak punya rasa percaya diri dengan target-target yang tinggi. Amil-amil yang tidak merasa bahwa mereka di backup oleh Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa yaitu Allah swt.
Allahu Akbar, bukankah Allah Maha Besar yang akan mengeluarkan kita dari jalan gelap kepada jalan yang terang, yang akan memberikan banyak kemudahan-kemudahan di antara kesulitan. Yang menjanjikan banyak jalan keluar ketika kita mau bersungguh-sungguh dan memaksimalkan ikhtiar. Inilah jalan strategi fundraising online.
Tetap semangat berbagi manfaat. Bismillah
Editor Sugeng Purwanto