Hukum Bersedekah atas Nama Orangtua yang Sudah Meninggal; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأُرَاهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا أخرجه البخارى
Dari Aisyah radhiallahu’anha bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi ﷺ, “Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bersedekah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bersedekah untuknya (atas namanya)?” Beliau menjawab, “Ya, benar.” (HR Bukhari)
Sedekah anil mayyit atau sedekah untuk mayit yakni bersedekah dengan pahalanya dihadiahkan kepada si mayit atau orang yang sudah meninggal. Hal ini disyariatkan di dalam Islam berdasar kesepakatan para ulama yang bersandar pada hadits Rasulullah di atas.
Dalam hal ini tentu sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan mengenai sedekah itu sendiri. Termasuk niat yang ikhlas semata-mata karena Allah dan sasaran sedekahnya yang harus tepat sasaran.
Demikian ini berarti wujud berbakti kepada kedua orangtua kita yang sudah meninggal adalah kita bersedekah atas namanya. Yakni kita keluarkan seberapa dana atau uang untuk kita sedekahkan dengan pahalanya kita hadiahkan untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Tentu sedekah demikian sebaiknya lebih diarahkan pada sedekah jariah atau sedekah yang pahalanya terus mengalir.
Di antara para ulam’ juga mensyaratkan bahwa hal ini hanya bisa dari anak-anak keturunanya sendiri. Karena mereka telah memiliki talian hubungan darah dan garis keturunannya.
Oleh karenanya orangtua yang telah meninggal dan kita bersedekah atas nama beliau adalah juga termasuk kelompok orang-orang yang beriman, tanpa adanya keimanan ini maka terputuslah hubungan ini.
Sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (at-Thur; 21)
Baca selengkapnya di halaman 2: Membentuk Keluarga Islami