Ketua Akademi Ilmuwan Muda Indonesia di Smamio: Relasikan Riset dengan Dunia Bisnis; Liputan Fitri Dewi Sundari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) Gresik mengelar Final Class Assessment Research (FACR). Hadir sebagia keynote speech, Ketua Ilmuwan Muda Indonesia Sri Fatmawati SSI MSC PhD. Dia menyampaikan pidato dalam FACR bertema Conquer Your Curiosity alias Taklukkan rasa Penasaran Anda, di Smamio, Kamis (23/06/2022).
“Negara disebut sebagai maju karena edukasi, SDM (sumber daya manusia), dan sains yang maju. Dari itu ilmuwan muda hadir dalam satu kelompok untuk menjadi fondasi kebijakan di suatu negara tersebut,” tuturnya.
Dia menjelaskan, adanya sekolah riset—seperti Smamio—adalah untuk mengasah kemampuan analitis dan kritis para siswa. Juga untuk membawa siswa ke kasta tertinggi dunia akademis yakni riset,” lanjutnya.
“Seperti halnya acara ini untuk mempresentasikan kemampuan siswa Smamio dalam bidang riset,” ujarnya. Dia berharap riset dapat berelasi dengan dunia bisnis. Jadi siswa bisa membuat produk-produk yang bisa bermanfaat untuk masyarakat.
“Kenapa harus riset? Karena di situ kita mengali atau menguji kembali kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada di mana kita dapat mengembangkan keterampilan analisis dan berpikir kritis,” imbuhnya.
Tips Menjadi Ilmuwan
Di acara tersebut, Sri Fatmawati membagi tips bagaimana mewujudkan mimpi menjadi seorang ilmuwan.
“Untuk siswa Smamio sudah saatnya menggali keinginan. Setelah itu explore, mencoba atau melakukan riset. Membaca buku, jurnal, artikel ilmiah, dan mengasah bahasa asing. Itu harus sering dibaca dan dipelajari karena semakin membaca akan membentuk pola pikir dan memperkaya kosakata,” kata dia berbagi tips.
“Prinsipnya one day one paper karena itu akan menambah banyak wacana ataupun wawasan,” sarannya. Dia juga menyarankan untuk mencari rule model atau mentor yang bisa memotovasi.
Menurutnya, mencintai sains harus dengan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Kemudian eksplorasi ilmiah karena hal ini bisa dianggap sebagai langkah yang paling penting.
“Sebab ketika kita mencintai sains akan memberikan kita motivasi untuk melakukan penelitian, belajar, dan menemukan ide-ide,” lanjutnya.
Dia menyarankan mengembangkan kemampuan ilmiah dengan menemukan ide-ide kreatif. Tidak boleh pasif atau malu untuk menyampaikan ide-ide.
“Karena sebagai ilmuwan itu harus menciptakan kesempatan bagi diri sendiri dengan mengungkapkan ide-ide untuk mengembangkannya,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni