PWMU.CO – Selain membawa dampak positif bagi kemajuan teknologi dan informasi, era modern juga membawa tantangan tersendiri bagi perjalanan syiar dakwah. Karena sejalan dengan itu, tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam di Indonesia semakin beragam.
Dr Zulfi Mubarak dalam tausyiahnya di pengajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Klojen, Kota Malang menyampaikan, sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah tidak bisa lepas begitu saja dari tantangan tersebut.
(Baca: Din Syamsuddin: Visi Kebangsaan Indonesia Berkemajuan dan 3 Wajib Mubaligh dalam Kerja Dakwah)
Sebaliknya, Zulfi dengan tegas mengungkapkan tantangan yang kini harus dihadapi oleh Muhammadiyah semakin komplek saja. ”Tantangan Muhammadiyah tidak hanya datang dari internal saja. Tapi juga dalam kiprah kebangsaan maupun di tingkat dunia,” katanya di hadapan jama’ah Masjid Nurul Huda Ngantang Rampal, Celaket, Kota Malang, Ahad (12/2).
Zulfi menyebut adanya 3 faham yang tengah berkembang luas di masyarakat Indonesia. Faham pertama adalah tradisionalisme. Zulfi menjelaskan Faham ini lebih meninggikan nilai-nilai tradisi dari pada ajaran agama Islam.
(Baca juga: Awas, Jebakan Valentine’s Day Mengintai Umat Islam! dan Ingin Anak Jadi Hebat, Orangtua Harus Hindari 9 Hal Ini)
Kemudian faham kedua adalah modernisme. Faham tersebut sangat kuat mengajak masyarakat untuk mengikuti dan menyesuaikan diri dengan modernisasi, dengan mengabaikan ajaran agama. Dalih yang sering dikumandangkan oleh faham ini adalah, supaya masyarakat tidak ketinggalan jaman.
Yang terakhir faham ketiga adalah hedonisme. Faham ini sangat mengagung-agungkan kesenangan dan meninggalkan prinsip-prinsip agama. ”Ketiga faham tersebut membawa dampak dan pengaruh besar terhadap pemahaman dan praktek keberagamaan umat Islam di Indonesia,” tandasnya. (uzlifah/aan)