Di Spemdalas Kami Tumbuh di Lingkungan yang Kompetitif dan Suportif; liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO.
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik menggelar Wisuda Ke-19, di Aston Inn Hotel, Ahad (26/06/2022).
Mewakili wisudawan, Nafisha Aleyda menyampaikan pesan dan kesan di hadapan hadirin.
“Rasa terima kasih dan syukur yang begitu dalam, kebahagiaan serta rasa haru kami atas pencapaian yang telah kami peroleh. Graduates, congradulations,” ucapnya.
Bagi Nafisha, menjadi siswa Spemdalas adalah kebanggaan tersendiri dalam meraih prestasi, menggapai kesuksesan, dan menjadi sang juara.
“Keberhasilan kami pun tidak akan mudah tercapai tercapai tanpa adanya doa serta jasa dari guru dan kedua orang tua kita. Beri tepuk tangan yang meriah untuk pahlwan kami,” ungkapnya yang disusul tepuk tangan wisudawan dan undangan.
Siswa yang menjadi Ketua Umum Pimpinan Ranting IPM SMP Muhammadiyah 12 GKB periode 2020-2021 ini mengenang perjalanannya menjadi siswa Spemdalas.
“Awal dari lembaran baru SMP kita dimulai dari masa Fortasi atau masa orientasi. Walaupun saat itu kita datang dari sekolah dan tempat yang berbeda, namun saya yakin saat itulah kita mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama. Yaitu, untuk membuat masa SMP kita sebagai kenangan indah yang tak akan terlupakan,” ujarnya.
Tumbuh Kompetitif dan Suportif
Ia pun mensyukuri bahwa di Spemdalas siswa tumbuh di lingkungan yang kompetitif dan suportif.
“Kita disadarkan bahwa life is not flat, don’t waste our time,” ucapnya.
Ia menyadari bahwa selama tiga tahun ini siswa menempuh pembelajaran akademik dan nonakademik.
“Pertanyaannya adalah, apakah itu semua cukup? Tentu saja tidak. And that’s why we should take advantage of it as soon as possible,“ tuturnya.
Oleh karena itu ia pun berpesan kepada teman-temannya agar memanfaatkan apa yang sudah dipelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Nafisha kembali mengungkapkan rasa syukurnya sebagai siswa Spemdalas. “Kegembiraan yang kita rasakan bersama tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Spemdalas bagaikan rumah kedua kami untuk tumbuh. Kami tumbuh dengan ilmu, kebersamaan, kesedihan, dan juga kebahagiaan,” ucapnya.
Ia kemudian mengucapkan terima kasihnya kepada ustadz-ustadzah, karena gurulah yang telah membuat dirinya tertempa.
“Tanpa engkau, diri ini tak akan pernah mencapai sesuatu yang berharga di dunia ini. Dengan apa kami bisa membalas jasamu? Kau kerahkan seluruh tenaga dan pikiranmu demi kebaikanku. Jika satu saat nanti ada yang bertanya siapa orang yang paling berjasa dalam hidup kami selain orang tua, kami pun menjawab dengan rasa bangga, guruku,” ungkapnya.
Baca sambungan dinhalaman 2: Mengenang Pembelajaran Daring