PWMU.CO – Pendidikan Muhammadiyah memiliki nilai yang strategis, yaitu sebagai sarana dakwah, kaderisasi, serta partisipasi dalam berbangsa dan bernegara. Peran pendidikan itu telah dimainkan bahkan setahun sebelum Persyarikatan Muhammadiyah berdiri tahun 1912.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Drs Hamri Al-Jauhari M.PdI menyampaikan hal itu dalam pembukaan Rapat Kerja Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PDM Kota Surabaya, di Hotel Tanjung Plaza, Prigen, Pasuruan, Sabtu (11/2).
(Baca juga: MU Award Olympiad untuk Tingkatkan Kualitas Pelajar Muhammadiyah)
Raker juga dihadiri Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dra Arbaiyah Yusuf MA, yang meyosialisasikan pedoman keuangan sekolah Muhammadiyah. Sedangkan pedoman kepegawaian disampaikan oleh Dr Hidayatullah MSi, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim.
Sementara itu, Wakil Ketua PDM Kota Surabaya Bidang Pendidikan Dr Aziz Alimul Hidayat SKep MKes menegaskan agar Majelis Dikdasmen PDM dan PCM se-Kota Surabaya segera menyusun road map pendidikan Muhammadiyah. “Tidak kalah pentingnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kota Surabaya harus maju bersama dengan saling membantu,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Dikdasmen PDM Surabaya Dr Ridwan mengingatkan agar jangan ada perselisihan dalam mengelola pendidikan. Dia juga berpesan agar Majelis Dikdasmen PCM se-Kota Surabaya taat dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh pimpinan Persyarikatan.
(Baca juga: Sekolah Unggul Jadi Bahasan Raker Majelis Dikdasmen Wiyung Surabaya)
Raker yang yang diikuti 22 Majelis Dikdasmen PCM se-Kota Surabaya ditutup Wakil Ketua PDM Kota Surabaya Drs Ibrahim. Dalam sambutannya, Ibrahim menegaskan, agar jangan sampai ada sekolah Muhammadiyah di Surabaya yang ditutup. “Seluruh pimpinan Majelis Dikdasmen se-Kota Surabaya harus bersinergi dan saling membantu,” pesannya.
Kepada pwmu.co, Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Kota Surabaya M Jemadi menyampaikan bahwa raker adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan Muhammadiyah. Menurutnya, ada beberapa keputusan penting yang dihasilkan, yaitu harus segera dibuat road map, dilakukan pemberdayaan Dikdasmen PCM baik dalam pembinaan guru dan perbaikan sarana-prasarana, dan harus diupayakan saling membantu antarmajelis se-Kota Surabaya.
(Baca juga: Inilah Gerak Cepat Majelis Dikdasmen untuk Keunggulan Sekolah Muhammadiyah Gresik)
“Selain itu harus ada forum kajian 3 bulanan yang melibatkan Majelis Dikdasmen PCM dan PDM,” kata Jemadi. Hasil lainnya, kata dia, adalah standarisasi output lulusan dan standarisasi kesejahteraan guru dan karyawan pendidikan Muhammadiyah Kota Surabaya.
Dari raker tersebut, ujar Jemadi, juga disepakati terbentuknya tiga tim yang bertugas merumuskan road map pendidikan Muhammadiyah Kota Surabaya, juklak dan juknis kepegawaian dan sarana prasarana, serta panduan pelaksanaan pedoman keuangan.
Jemadi menambahkan, di sela-sela acara juga diserahkan bantuan dana operasional untuk MIM 28 Surabaya, yang baru berdiri setahun. Bantuan itu, tuturnya, sebagai bentuk ta’awanu alal birri wa taqwa yakni tolong menolong dalam kebajian dan takwa. “Alhamdulillah, jika tahun lalau mendapat 15 siswa, saat ini telah menerima 25 pendaftaran peserta didik baru,” ujar Jemadi. (Ferry Yudi AS)