Ketemu CJH Myanmar
Perkenalan agak lama dan mendalam terjadi saat menunggu shalat Jumat kemarin (1/7/2022) di Masjid al-Haram. Pukul 10.00 WAS atau tiga jam sebelum shalat Jum’at dimulai, saya sudah berada di masjid. Ternyata di dalam masjid sudah sesak jamaah yang juga menunggu sholat Jumat.
Duduk di sebelah saya lelaki muda berjenggot lebat memakai pakaian ihram seperti halnya yang saya dan jamaah lain kenakan di dalam masjid (petugas hanya memberikan izin masuk jamaah laki-laki yang menggunakan ihram untuk shalat di area dalam masjid).
Sekilas wajahnya seperti Arab. Setelah berkenalan, saya sempat kaget. Ternyata dia berasal dari Myanmar, sesama negara Asia Tenggara. Namanya Haroon Rasheed (25) masih single, yang berangkat haji seorang diri (tidak bersama keluarga lainnya).
Dia menceritakan dalam bahasa Inggris bahwa jatah jamaah haji dari negaranya berjumlah 1.500 orang, namun yang berangkat hanya 1.200. Dia mengatakan untuk sampai di Makkah dari Myanmar, pesawat yang dia tumpanginya harus tiga kali transit. Pertama dari Ibu Kota Myanmar, Yangon, menuju Bangkok, kemudian Oman, baru menuju Jeddah.
Dia minta agar saya mendoakan negaranya, karena saat ini sedang terjadi krisis finansial. Saya tanyakan apakah krisis politik juga, dia menganggukkan kepala.
Saat di tanya pekerjaannya dia mengatakan bergerak di bisnis, jualan jus dari Vietnam, sembari menunjukkan melalui handpone-nya gambar minuman jus kaleng berbagai macam buah seperti delima, mangga, jeruk, dan apel yang menjadi bisnisnya.
Tentu saja dia juga balik bertanya ke saya tentang nama, usia, jumlah jemaah haji dari Indonesia dan lain-lain. Namun rasanya tidak perlu saya jelaskan di sini jawabannya. Terakhir saya minta foto berdua dan saling berbagi nomor handphone. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni