PWMU.CO– Menunggu wukuf, calon haji mengisi waktu di Mekkah dengan shalat di Masjidil Haram, ziarah ke tempat bersejarah, wisata kuliner.
Salah satu calon haji itu Umar Taufik, Sekretaris PRM Bulumargi Babat Lamongan. Dia tiba di Mekkah, 3 Juni 2022. Dia berangkat haji dengan istrinya, Mufarrohah. Pelaksanaan ibadah haji dimulai tanggal 7 Juli.
Umar Taufik dan Mufarrohah besyukur dapat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci setelah jadwalnya tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19. ”Alhamdulillah saya dan istri berusaha shalat berjamaah setiap waktu di Masjidil Haram. Waktu di Madinah juga selalu shalat di Masjid Nabawi,” kata Umar Taufik dihubungi Sabtu (2/6/2022).
Dia menceritakan, saat pertama kali masuk Masjid Haram begitu melihat Kakbah langsung hati terharu dan mencucurkan air mata. Bangunan batu kotak dibungkus kiswah hitam yang menjadi kiblat umat Islam sedunia itu sewaktu dipandang membuat hati trenyuh.
Apalagi ketika bergabung dengan jamaah lainnya dari segala penjuru dunia terasa sekali kebesaran Allah Sang Maha Pencipta. Seluruh umat manusia bersatu, berkumpul, untuk menyembah Allah di tempat ini sambil menunggu wukuf di Arafah.
Ketika berada di Mekkah itu Ustadz Yuhrohnur Efendi, Bupati Lamongan, mengunjungi pemondokan KBIH Labbaik, tempat dia dan jamaah Lamongan bergabung. Jamaah calon haji langsung minta berfoto dengan Bupati Yuhronur Efendi.
Jabal Magnet
Sewaktu di Madinah, Umar Taufik bersama jamaah lain sempat mengunjungi Jabal Magnet, gunung bermagnet berjarak 60 Km dari kota. Kendaraan yang mesinnya dimatikan bisa berjalan sendiri di tempat ini.
Penduduk setempat menyebutnya Manthiqa Baidha. Artinya kampung putih. Tapi wisatawan menjulukinya Jabal Magnet. Bukit Magnet itu warnanya hitam dan merah bata.
Di sini jarum kompas penunjuk arah utara-selatan jadi kacau. Telepon seluler bisa kehilangan sinyal. Bahkan ada yang rusak.
Menuju kawasan ini dari Madinah diselingi kebun kurma dan hamparan bukit bebatuan. Jelang 10 Km mendekati Jabal Magnet ada danau.
Konon kekuatan magnet berada di kanan kiri bukit batu itu. Mobil yang masuk kawasan ini dengan kecepatan 120 Km per jam mendadak kecepatannya pelan-pelan menurun jadi 5 Km per jam.
Rombongan juga singgah di Jabal Uhud, lokasi Perang Uhud. Melihat lokasi bukit tempat pasukan pemanah. Pasukan muslim dalam perang ini semula menang. Ketika pasukan Mekkah lari menjauh, pasukan pemanah turun bukit. Tak disangka pasukan Mekkah balik lagi menyerang yang membuat pasukan muslim kalang kabut.
Setelah itu mampir di kebun kurma. Di sini mengamati buah kurma yang menggantung di pohonnya yang besar dan tinggi. Di toko dijual berbagai macam jenis kurma.
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto