Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Pakai Filosofi Pecah Telur Liputan Basirun, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya menyelenggarakan Workshop Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Sabtu (2/7/2022)
Pukul 07.00 para guru SD Musix yang menjadi peserta sudah mulai memasuki Ruang Akuarium Al-Qur’an lantai dua. Acara ini menghadirkan Drs Najib Sulhan MA sebagai narasumber.
Sesuai jadwal, tepat pukul 07.30 kegiatan dimulai. Sebagai MC adalah Puspitawati SPd. Acara dibuka dengan membaca surat asy-Syam secara bersama-sama dipandu oleh Hidayatun Ni’mah, Kepala Urusan A-Islam, Kemuhammadiyahn dan Bahasa Arab (Ismuba).
Kepala SD Musix Munahar MHI kemudian memberi sambutan. “Kami berharap, mulai saat ini, kita tidak lagi disibukkan kembali memilih buku murid maupun guru dari penerbit tertentu, tetapi semua itu akan kita siapkan sendiri dengan menyusun modul ajar,” katanya.
Dia menegaskan, banyak keuntungan jika modul ajar disusun oleh guru sendiri. Pertama guru akan terbiasa menulis, dan yang kedua jika modul itu kita cetak menjadi buku, maka akan ada nilai tambah bagi kita.
“Bapak sekaligus guru kita yang hadir di hadapan kita ini, kaya bukan karena gaji sebagai guru, tetapi karena royalti yang beliau diterima dari buku yang ditulisnya,” lanjut Munahar sambil memandang Najib Sulhan yang duduk di sampingnya.
“Untuk itu, saya berharap hari ini aka nada 30 buku yang akan kita terbitkan untuk menyongsong kurikulum merdeka yang segera akan diterapkan di sekolah kita ini,” imbuhnya.
Telur Pecah dari Luar atau Dalam?
Selanjutnya acara sepenuhnya diserahkan kepada Najib Sulhan sebagai narasumber tunggal.
Mengawali ceramahnya, dia meberikan motivasi kepada 30 peserta yang telah siap menerima materi. “Jadilah telur pecah dari dalam, bukan telur pecah dari luar,” ujarnya penuh teka-teki.
Najib Sulhan menjelaskan telur yang pecah dari luar hanya akan menjadi telur dadar atau ceplok mata sapi. Tetapi jika telur pecah dari dalam akan ada kekuatan dan kehidupan yang luar biasa.
“Saya punya keyakinan bahwa para peserta di hadapan saya ini bisa menulis buku semua. Waktu bukan alasan untuk tidak menulis. Bukan tidak ada waktu, tetapi bagaimana kita bisa memenej waktu,” triknya.
Selanjunya penulis yang telah menelorkan 70 judul buku ini memberikan contoh pengalaman bagaimana menulis yang tidak mengganggu waktu untuk keluarga.
Yakni dengan memanfaatkan saat-saat anggota keluarga sudah pada istirahat. Hanya waktu istirahatnya yang dia atur.
“Pada awalnya isti saya yang sedikit menggerutu. Waktunya tidur kok gak tidur, tetapi setelah tahu hasilnya ya…!” katanya sambil tersenyum disambut tawa peserta.
“Saya itu kalau tidur meniru Rasulullah. Beliau itu selalu mengakhirkan tidur, tetapi mengawalkan bangunya,” tuturnya.
Baca sambungan di halaman 2: Karakteristik Modul Ajar