Kisah Masa Kecil Ketua PWM Jatim: Pencari Kayu Bakar dan Ngasak Telo; Liputan kontributor PWMU.CO Sugiran.
PWMU.CO – Kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW menjadi bahan M Saad Ibrahim untuk memotivasi 158 anak Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah (PAMA) se-Jawa Timur.
Mereka sedang tergabung dalam kegiatan Baitul Arqam Santri Muhammadiyah Children Center Se-Jawa Timur, di Islamic Center, Kota Surabaya (5-6/7/2022).
Pada acara yang diselenggarakan oleh Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM Jatim Selain itu, Saad Ibrahim juga mengungkapkan kisah masa kecilnya yang pernah mencari kayu bakar dan ngasak (mencari sisa panen) telo (ketela).
Hikmah Nabi Yatim Piatu
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu memulai cerita saat tahun 571 Nabi Muhammad SAW dilahirkan oleh Aminah. Saat itu ayahanda Nabi Muhammad sudah wafat sebelum beliau lahir.
“Jadi ketika Nabi lahir dalam keadaan yatim. Kemudian diasuh oleh ibunya sampai usia 6 tahun. Setelah itu ibunya wafat, dan ikut kakeknya Abdul Muthalib. Dua tahun berikutnya Abdul Muthalib wafat, kemudian ikut pamannya Abu Thalib,” jelas Saad, Selasa (5/7/22).
Menurut Saad Ibrahim, kalau dipikirkan, sebenarnya santri PAMA semuanya ini sudah ditakdirkan lebih dulu menirukan cara nabi, dibandingkan dengan mereka yang bapak-ibunya masih ada.
“Kadang kita berpikir, mengapa seorang nabi yang terbaik, seorang rasul yang terakhir, itu dirancang kehidupannya oleh Allah dengan cara seperti itu. Begitu lahir sudah tidak punya bapak, bahkan masih usianya enam tahun bunda beliau juga wafat. Agak lama ikut pamannya,” terangnya.
Kalau kita renungkan, sambungnya, Allah merancang kehidupan seorang nabi yang terbaik seperti itu. “Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk merasa sedih dan menderita hanya karena kita ditinggal wafat oleh bapak ibu kita,” tambahnya.
Orang-orang yang seperti itu, lanjutnya, biasanya mempunyai kemungkinan. Dia akan menghadapi kehidupan itu dengan penuh percaya diri, dengan penuh percaya kepada Allah bahwa garis itulah yang terbaik.
“Garis bahwa Anda sekarang yatim piatu, maka garis itulah yang terbaik bagi anda. Dan tinggal menumbuhkan keyakinan kepercayaan,” tutur dia.
“Nabi pun dilahirkan dalam kondisi seperti itu tapi tetap bisa eksis dan lalu menjadi panutan sebagaimana dibacakan qari tadi.
Laqad kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah,” tambahnya.
Dalam konteks inilah, lanjutnnya, Muhammadiyah tampil dengan mendirikan berbagai panti asuhan. Itu untuk menumbuhkan kepercayaan pada anda semua ini tanpa merasa bahwa Anda ditakdirkan oleh Allah bapak-ibunya sudah wafat.
Baca sambungan di halaman 2: Kisah Masa Kecil