PWMU.CO– Metode Tajdied menjadi rujukan utama pengajaran baca tulis al-Quran (BTQ) di sekolah Muhammadiyah Bojonegoro.
Menandai pemberlakuan itu Majelis Dikdasmen PDM Bojonegoro mengadakan pelatihan BTQ Metode Tajdied selama tiga hari di Perguruan Muhammadiyah Sumberrejo, Senin-Rabu (4-6/7/2022).
Peserta semua guru dari 28 sekolah-madrasah Muhammadiyah. Pelatihan ini didukung oleh Lazismu Bojonegoro.
Ketua Majelis Dikdasmen Ustadz Samidi saat membuka acara sepakat menyeragamkan belajar membaca Quran dengan Metode Tajdied untuk sekolah dan madrasah Muhammadiyah se Kabupaten Bojonegoro.
Pelatihan menghadirkan empat trainer Tajdied Center Surabaya dipimpin Ustadz Misbahul Munir. Dia bersyukur, setelah pelatihan ini Bojonegoro menjadi salah satu kabupaten yang kompak mulai SD sampai SMA menggunakan Tajdied.
”Bojonegoro adalah kabupaten ketiga menggunakan Tajdied. Tentu akan menjadi lembaga yang elegan jika menggunakan metode yang sama,” kata Ustadz Misbahul Munir.
Dia menerangkan Tajdied merupakan produk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. ”Kalau bukan kita yang menggunakan, siapa lagi?” ujarnya.
Materi Pelatihan
Dijelaskan, buku Tajdied tampak beda, huruf langsung sambung. Tajdied mengawali penggunaan al-Quran standar internasional Rasm Utsmani.
Untuk pelatihan ini peserta dibagi tiga kelas. Dua kelas pemula. Untuk peserta yang baru pertama kali ikut pelatihan. Satu kelas upgrade bagi yang pernah mengikuti pelatihan.
Langkah pertama peserta menjalani tes BTQ untuk pengelompokan. Peserta yang tidak lolos tes baca, berarti belajar di kelas tahsin untuk memperbaiki bacaan makhraj dan tajwid.
Peserta dari TKABA pendekatan belajarnya berbeda. Setelah training umum, satu bulan ke depan mengikuti pengajaran khusus TK.
Setelah penjelasan metodologi Tajdied, peserta mendapat materi pertama terdiri: kata kunci 1-5, vokal a-i-u 1 dan 2, mad.
Materi kedua, kata kunci 6-10. Materi 3: tanwin, mad, sukun, tasydid. Materi terakhir microteaching. Pelatihan hari pertama berakhir pukul 16.30.
Pesan Ketua Majelis
Ketua Majelis Dikdasmen Ustadz Samidi meminta para guru yang mengikuti acara ini pelopori pembelajaran al-Quran di sekolah masing-masing. Tetap semangat mengajar al-Quran.
”Ikuti dengan serius, jangan pulang di tengah kegiatan. Ikuti dengan tuntas sampai tiga hari. Jadi bukan ngambang ora ngalor ora ngidul,” katanya.
Dia mengaja membangun sekolah Muhammadiyah menjadi pilihan utama masyarakat. Aktif di setiap kegiatan yang diadakan majelis dan peningkatan wawasan yang bisa menambah pengalaman.
Penulis Cebeng Alhudayatul Ustadza Editor Sugeng Purwanto