Seperti Hujan
Maka, masa ibadah haji yang sangat pendek itu hendaknya menjadi seperti hujan yang turun meski hanya beberapa bentar untuk menghidupkan bumi.
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (al-Araf 57).
Harus ada prakondisi bumi yang bisa menyerap air hujan. Maka berangkat haji harus disiapkan kondisi jiwa raga. Bekal yang memadai. Bekal pengetahuan tentang haji. Ibadah tanpa dilandasi pengetahuan seperti orang buta berjalan di belantara.
Berangkat dengan dana yang halal. Berangkat haji dengan uang hasil korupsi, riba, menggunakan uang rakyat dengan memanfaatkan jabatan adalah sia-sia. Tidak ubahnya mencuci kain mori putih dengan air polutan. Tidak ada bedanya dengan menangkap air hujan dengan batu yang licin. Basah sebentar setelah itu kering kembali. Dan bekal terbaik adalah takwa.
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal.” (al-Baqarah 197).
Paramater apakah bumi itu menjadi subur oleh hujan itu akan dilihat dalam jangka panjang. Berlangsung secara evolusif.
Rahmat haji akan mengubah jiwa yang mati hidup kembali. Yang kurang subur menjadi lebih subur. Spritualitas yang gelap pekat akan kembali terang bercahaya. Al-Araf 58 membuat analog kehidupan yang mendapat rahmat Allah itu seperti tanah yang subur.
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan. Dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
Paramater apakah bumi itu menjadi subur oleh hujan itu akan dilihat dalam jangka panjang. Berlangsung secara evolusif. Apakah mampu menumbuhkan tanaman dengan baik. Lantas tanaman itu bermanfaat bagi umat manusia dan semua mahluk Allah.
Intinya tanda-tanda haji mabrur itu akan terlihat dalam kehidupan seorang haji dalam proses kehidupan jangka panjang sampai akhir hayatnya menjadi manusia yang beriman dan beramal saleh.
Allah pasti akan menunjukkan tanda-tanda itu sebagai pembeda: mana haji mabrur, mana haji money laundring, haji status, haji selfie, haji jabatan, haji kamuflase, bahkan haji maudhu (palsu). Allah tidak menyukai perbuatan yang mencampuradukkan yang benar dan yang batil.
Kita doakan agar semua jamaah haji tahun 2022 ini menjadi haji mabrur. Amin.
Astaghfirullah. Rabbi a’lam.
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post