Sedikit demi Sedikit, Lama-Lama Jadi Bukit, eh … Kurban, laporan Slamet Hariadi, kontributor PWMU CO Lamongan.
PWMU CO – Pepatah sediki demi sedikit lama-lama menjadi bukit benar-benar menjadi kenyataan bagi jamaah Masjid at Taqwa yang berlokasi di tepi Bengawan Solo. Dengan sistem menabung akhirnya mereka bisa membeli dua hewan sapi untuk kurban.
Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Keduyung, Sugianto MPd mengatakan dua tahun ini Masjid at-Taqwa Desa Keduyung Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, setiap hari raya Idul Adha bisa menyembelih dua hewan sapi dan beberapa hewan kambing untuk kurban.
“Padahal tahun-tahun sebelumnya untuk bisa menyembelih satu hewan sapi kurban saja sangat sulit,” ujarnya di sela mempersiapkan tempat pelaksanaan shalat Idul Adha dan untuk penyembelihan hewan kurban. Sehingga sering panitia kurban mencari tambahan hewan kurban di luar Desa Keduyung untuk memenuhi kebutuhan pembagian daging kurban kepada masyarakat ujarnya. Jumat (8/7/22).
Menabung
Sugianto menceritakan, tahun lalu dia mempunyai gagasan yang disampaikannya kepada jamaah Masjid at-Taqwa Keduyung bagaimana kalau berniat berkurban dengan sistem setiap bulan menabung. Uangnya nanti disetor ke Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Selanjutnya uang disimpan di bank.
“Setelah tawaran berkurban itu disampaikan, maka ada 14 jamaah mendaftarkan diri untuk setiap bulan menabung,” ujarnya.
Pada saat menjelang bulan Dzulhijjah tabungan setiap jamaah rata-rata sudah terkumpul Rp 3 juta. Sehingga kalau di buat syirkah (patungan) untuk tujuh orang, biaya pembelian hewan kurban sudah mencukupi. Jika harga sapi melebihi hasi tabungan, maka setiap jamaah tinggal menambah kekuranganya sehingga tidak merasa berat.
Sugianto menjelaskan, pada Idul Adha tahun ini ada dua sapi yang berhasil dibeli dari tabungan itu. Di samping juga ada enam ekor kambing.
“Bahkan untuk tahun depan nanti sudah ada 9 orang yang mendaftarkan diri untuk berkurban,”
Sugianto menambahkan berkurban dengan menabug ini ternyata menginspirasi jamaah Masjid al-Hidayah Keduyung yang bisa membeli empat ekor sapi dengan cara patungan untuk kurban.
Satu di antara jamaah yang berkurban dengan menabung ini adalah siswa SMP kelas VII bernama Midadud.
Dia mengatakan, uang yang dikasih ayahnya, Masroin Assafani, ditabung dan akhirnya uang terkumpul bisa digunakan berkurban secara patungan untuk tujuh orang.
“Saat aku mau ikut kurban abah (ayah) terkejut. ’Kok punya uang” tanya abah terkejut. Iya aku menabung Bah,” ungkpanya sambil tersenyum. (*)
Edior Mohammad Nurfatoni