Perbanyak Doa saat Mabid di Muzdalifah; Liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO dari Tanah Suci
PWMU.CO – Setelah melakukan wukuf dan mendengarkan kutbah di Arafah, Jumat (8/7/22) pukul 19.30 jamaah melakukan perjalanan menuju Muzdalifah dengan menggunakan bus yang disediakan panitia penyelenggaran.
Jamaah antre menunggu giliran diberangkatkan menuju Muzdalifah. Sekitar pukul 22.30 waktu Arab Saudi, seluruh jamaah mulai berkumpul di Muzdalifah.
Mereka menempati karpet-karpet merah, berhenti sejenak untuk bermalam di rumah langit dan berlantai bumi. Hembusan angin sekali-kali memainkan baju ikhram. Ada sebagian jamaah yang sudah mulai mencari dan mengumpulkan krikil di sekitar bangunan toilet.
Tak ayal, dengan rasa kantuk tak tertahan, jamaah merebahkan tubuh, selonjor untuk istirahat setelah hampir satu Hari Arafah. Ada yang bangun sekitar pukul 13.30 untuk melakukan shalat tahajud dan memanjatkan doa.
Rangkaian Wajib Haji
Ketua Rombongan KBIH Baitul Atiq Anas Thohir menjelaskan bermabit di muzdalifah adalah rangkaian dari wajib haji.
“Setelan wukuf di Arafah, mereka akan dibawa ke Muzdalifah untuk bermalam atau berhenti sejenak sebelum proses melempar jumrah Aqabah,” ujarnya, Sabtu (9/7/22).
Dia memaparkan jamaah akan berhenti untuk mabit di Muzdalifah. Tempat ini adalah daerah antara Arafah dan Mina. Jamaaah haji mengumpulkan batu krikil untuk digunakan lembar jumrah dengan tujuan jamaah haji dapat kesempatan istirahat untuk mempersiapakan stamina untuk besok harinya melempar jumrah akobah yang tergolong berat.
Masyi’aril Haram
Anas Thohir mengatakan mabit di Muzdalifah ini adalah rangkaian haji pada malam selepas wukuf di Arafah. Sebagian barat Muzdalifah ada Masyi’arilharam yaitu Jabal Quzza.
“Di tempat ini jamaah melakukan mabit melewati tengah malam,” ungkapnya.
Dia menegaskan saat mabit di Muzdalifah jamaah diminta untuk banyak berdoa. Hal ini sebagaimana telah di tulis di Surat al-Baqarah ayat 198: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari TuhanMu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah berdzikirlah kepada Allah di Masyi’aril Haram. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkanNya kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang yang sesat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni