Belajar pada Grameen Bank Bangladesh
Dalam skala global, Doktor Muhammad Yunus, seorang Muslim Bangladesh, mendapat penghargaan Nobel pada tahun 2006 berkat konsep Grameen Bank yang dirintisnya. Dari laman resminya www.grameen.com sejauh ini telah membukukan jumlah penyaluran pinjaman senilai BDT 1,23 trilyun berdasarkan Annual Report tahun 2015.
Bank Desa-nya (Grameen Bank) sukses mengusung misi kemanusiaan. Sistem Grameen Bank yang telah berdiri di seluruh pelosok desa Bangladesh bertujuan untuk membuat sistem perbankan yang adil, pro rakyat miskin, dan pro perempuan. Hubungan bank dengan calon nasabahnya dimulai dengan penyuluhan, yang dilanjutkan dengan pendidikan (termasuk pelajaran baca tulis), pengenalan usaha, dan pelatihan.
(Baca juga: Jika 0,2 Persen Penduduk Kuasai 66 Persen Aset Lahan Nasional …)
Sebagian calon nasabah sudah memiliki keterampilan seperti kerajinan, pertanian, peternakan, dan perdagangan. Anggota punya keahlian mengajarkan keahliannya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok atau kelompok lainnya.
Setelah itu baru diakukan penandatanganan 16 butir kesepakatan antara lain tentang empat prinsip Grameen Bank: disiplin, persatuan, keberanian, dan kerja keras—harus dijalankan dan diutamakan dalam setiap langkah kehidupan, kewajiban menyejahterakan keluarga, menciptakan lingkungan yang bersih, larangan bertindak dzalim kepada siapapun dan kewajiban mengembangkan aktivitas sosial.
(Baca juga: Ikut Kuatkan Ekonomi Kerakyatan, Muhammadiyah Lahirkan Koperasi Sinar Surya Gubeng)
Berdasarkan dua fakta skala dalam nasional dan global tersebut membuktikan bahwa kaum muslimin sebenarnya mampu menjalankan amanah industri keuangan dengan baik dan benar. Dari 5-C ‘rukun iman’ pelaku industri keuangan yang meliputi character, capital, capacity, condition, collateral, sebagai nilai truf bagi kaum muslimin.
Betapa tidak, karakter seorang Muslim telah dicontohkan oleh seorang pemuda Muhammad yang mendapat gelar Al Amin dalam muamalah. Sosok yang demikian terpercaya dan cakap dalam menjalankan usaha. Selanjutnya dengan amalan rukun Islam dan rukun Iman-nya sesungguhnya setiap muslim mampu membangun character dengan sebaik-baiknya.
(Baca juga: Fatwa MUI yang Gairahkan Industri Keuangan, hem … Kenapa Tidak Diprotes?)
Selamat kepada BTM Mulia Babat Lamongan atas prestasinya. Semoga kebaikannya dapat disebarluaskan sebagaimana BRI dan Grameen. Warga Persyarikatan di lain Cabang, bahkan Daerah dan Wilayah, merindukan uluran kebaikan dari BTM Mulia, sehingga bukan hanya menebar manfaat di Kecamatan Babat, Lamongan.
Visi besarnya dinantikan untuk dapat menjangkau warga Persyarikatan lebih luas melintas batas. Perbaikan manajemen internal dan peran serta pengurus Persyarikatan pada tingkatan lebih tinggi diperlukan sebagai mediator. Konsolidasi antar-BTM bersama AUM lainnya sangat diperlukan demi mewujudkan percepatan kebangkitan ekonomi warga persyarikatan di seluruh pelosok Indonesia. BRI bisa, Grameen juga bisa, BTM seluruh Indonesia bi idznillah pasti bisa menjadi korporasi dengan sinergi dan konsolidasi.
(Baca juga: Holding Surya Mart Belum Terlambat, Berharap Muhammadiyah Lebih Serius)
Kehebatan AUM tidak akan mampu menjangkau sebagian besar warga Persyarikatan tanpa konsolidasi dalam networking yang sesungguhnya. Warga Persyarikatan sangat merindukan keseragaman prestasi dan rasa pelayanan AUM.
Konsolidasi dan kolaborasi sebagai PR besar dan mendasar untuk segera direalisasikan di tengah banyaknya AUM dalam jumlah ribuan. Sebagian AUM telah mampu menorehkan prestasi yang membanggakan. Namun apalah artinya kehebatan masing-masing AUM tanpa konsolidasi dan kolaborasi hati, aset dan segala potensinya memajukan AUM lain? Wallahu’alambishshawab. []
*) Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah Lamongan, pelaku Pasar Modal , auditor di Kantor Akuntan Publik Erfan & Rakhmawan, Surabaya.