Muhammadiyah Uswah Hasanah
Seiring melandainya pandemi, Muhammadiyah semakin dekat dengan gawe besarnya. Prof Haedar menyampaikan, muktamar digelar luring sehingga seluruh anggota muktamar hadir di Surakarta dengan mengikuti protokol kesehatan yang seksama. Selain itu, juga dibuka dan dibolehkan adanya penggembira, dengan ketentuan dari panitia.
Prof Haedar lantar menekankan, bagaimana Muhammadiyah memasuki abad kedua yang lebih baik. “Lebih dari itu, sesungguhnya ini muktamar di fase atau di era tahun ketiga, abad kedua setelah di Yogyakarta, Makassar, terus besok di Surakarta.”
“Artinya, Muhammadiyah ketika bermuktamar, akumulasinya dari aktivitas kita selama ini, termasuk di Jawa Timur itu kan sudah terus menghadirkan gerakan dakwah dan tajdid yang semakin baik,” terangnya.
Dalam kaitan ini, maka Prof Haedar berpesan, “Jadikan muktamar itu untuk mengakselerasi Muhammadiyah semakin menjadi gerakan Islam yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Terutama dalam pembinaan keagamaan sehingga Islam menjadi panduan hidup masyarakat luas di tengah perubahan sosial yang luar biasa.”
Selain itu, lanjutnya, Muhammadiyah menjadi contoh, uswah hasanah (teladan baik), dalam hal gerak kemajuan. Di samping itu, muktamar juga merupakan upaya Muhammadiyah membangun pusat keunggulan.
“Kita buktikan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah, muktamar yang uswah hasanah, bermartabat, dan menjadi muktamar berkemajuan,” tambahnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni